Page 29 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 29

PPPM - STPN Yogyakarta                                                                                             Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

                pada umumnya sudah diduduki rakyat, tetapi karena sesuatu                                 mendapat reaksi keras dari masyarakat Indonesia. Selain menjadi
                hal hingga sekarang belum/tidak dibagikan dengan hak milik                                sesuatu  yang  bersifat  sepihak,  pernyataan  klaim  menjadi  tanah
                kepada rakyat. Agar redistribusi tanah bekas tanah partikelir                             negara  ini  berakibat  jatuhnya  sebagian  besar  tanah  milik  bangsa
                dan  tanah  bekas  hak  erfpacht/guna  usaha  ini  dapat  berjalan                        Indonesia yang memang sebagian besar tidak memiliki sertifikat/
                dengan  tertib  dan  lancar,  maka  bagi  tanah  partikelir  yang                         bukti  kepemilikan  kepada  pemerintah  Belanda.    Maria  SW
                terkena Undang-undang No. 1/1958 dan belum diberikan ganti-                               Sumardjono  dalam  Julius  Sembiring  menjelaskan  bahwa  ruang
                ruginya kepada bekas pemiliknya, segera diajukan usul/bahan-                              lingkup dari tanah negara meliputi :
                                                                                                                                            13
                bahan penyelesaian ganti-ruginya kepada Menteri Agraria:
                                                                                                          1.  Tanah yang diserahkan secara sukarela oleh pemiliknya;
                a.  Terhadap  yang  sudah  dikeluarkan  surat  keputusan                                  2.  Tanah-tanah  yang  berakhir  jangka  waktunya  dan  tidak
                    pemberian  ganti-ruginya,  segera  ditentukan  batas-                                     diperpanjang lagi;
                    batasnya, bagian-bagian mana yang dikembalikan kepada                                 3.  Tanah-tanah  yang  pemegang  haknya  meninggal  dunia  tanpa
                    bekas pemilik sebagai ganti-rugi sehingga jelas mana yang                                 ahli waris;
                    dapat segera diredistribusikan.                                                       4.  Tanah-tanah yang ditelantarkan;

                b.  Terhadap bekas tanah erfpacht, panitia Landreform Daerah                              5.  Tanah-tanah  yang  diambil  untuk  kepentingan  umum  sesuai
                    tingkat II perlu mengajukan usul dengan disertai keterangan                               peraturan perundang-undangan yang berlaku;
                    lengkap kepada Menteri agraria untuk ditegaskan baik satu                             6.  Tanah timbul dan tanah reklamasi;
                    persatu  maupun  satu  kelompok  bekas  tanah  erfpacht                               7.  Kelompok tanah negara sebagai hasil nasionalisasi  sesuai UU
                    bersama-sama.                                                                             No. 86 Tahun 1958, UU No. 1 Tahun 1958 tentang Penghapusan
                                                                                                              Tanah  Partikelir,  PP  No.  8  Tahun  1953,  Perpu  No.  3  Tahun
            3.  Tanah Negara
                                                                                                              1960,  Penpres  No.  5  Tahun  1965,  dan  Penpres  No.  6  Tahun
                UUPA  dan  undang-undang  lainnya  tidak  mengatur  tentang                                   1964.

            tanah negara secara tegas. UUPA menggunakan istilah “tanah yang
            dikuasai langsung oleh negara”. Istilah tanah negara yang populer                                 Salah  satu  tujuan  besar  negara  Indonesia  adalah  untuk
            saat ini berasal dari peninggalan pemerintah jajahan Hindia Belanda                           memajukan  kesejahteraan  umum.  Hal  ini  sebagaimana  terpatri
            yang menganggap tanah yang tidak dapat dibuktikan kepemilikannya                              dalam  Pembukaan  UUD  1945  yang  menjadi  pedoman  bagi
            dengan surat menjadi tanah milik “Pemerintah Belanda”, sehingga                               pemerintah  dalam  menjalankan  roda  perekonomian  dan
                                                                                                          pemerintahannya. Program yang digagas dalam rangka kebijakan
                                                                 12
            pada  waktu  itu  semua  tanah  menjadi  tanah  negara.   Keputusan
                                                                                                          pertanahan yang berkeadilan adalah mewujudkan Reforma Agraria
            pemerintah ini tertuang dalam sebuah peraturan yang diberi nama
                                                                                                          (RA). RA dimaknai sebagai penataan kembali struktur pemilikan,
            Keputusan Agraria atau “Agrarische Besluit”. Pernyataan keputusan
                                                                                                          penguasaan,  dan  penggunaan  tanah/  wilayah  demi  kepentingan
            ini kita kenal dengan istilah domein verklaring yang mulai populer
            di tahun 1870. Meskipun begitu, pernyataan domein verklaring ini

            12   Julius Sembiring. 2012. Tanah Negara. Yogyakarta: STPN Press. Hal:20.                    13   Ibid. Hal 16.

            28                                                                                                                                                           29
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34