Page 31 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 31

PPPM - STPN Yogyakarta                                                                                             Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

            petani  kecil,  penyakap,  dan  buruh  tani  tak  bertanah.   RA  tidak                       yang  ambigu  dan  lambat.  Dikatakan  ambigu  karena  meskipun
                                                                  14
            hanya dimaksudkan untuk mengatasi ketimpangan struktur agraria                                kebijakan  pertanahan  telah  diambil  dan  diputuskan,  namun
            tetapi  juga  untuk  mengatasi  konflik  dan  perbaikan  lingkungan                           faktanya tidak ada sikap yang meneguhkan sehingga terkesan “abai”
            sebagaimana  terkandung  dalam  4  (empat)  prinsip  RA,  yaitu                               dengan  kondisi  yang  ada  sehingga  lambat  laun  justru  menuai
            prosperity,  equity,  social  welfare,  and  sustainability.  Salah  satu                     masalah yang jauh lebih besar dan rumit.
            agenda  RA  adalah  pelaksanaan  redistribusi  tanah  yang  salah                                 Fakta yang terjadi di Pulau lembeh saat ini seakan tidak beranjak
            satunya  bersumber  dari  tanah  negara.  Hal  ini  menjadi  sangat                           jauh  dari  gambaran  kondisi  yang  menunjukkan  tarik  ulur
            penting agar tidak muncul ketimpangan struktur penguasaan dan                                 kepentingan  diantara  para  pihak  tersebut.  Sejak  lahirnya  SK
            pemilikan  tanah  sekaligus  menjadi  upaya  untuk  meningkatkan                              Mendagri  No.  170  tahun  1984  yang  menetapkan  Pulau  Lembeh

            taraf kehidupan dan ekonomi masyarakat melalui pemberian aset                                 sebagai tanah negara yang kemudian ditelikung dengan munculnya
            dan aksesnya.                                                                                 keputusan  Kakanwil  BPN  Provinsi  Sulawesi  Utara  tentang
                Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa baik tanah adat                            moratorium pelayanan pertanahan ini seakan kondisinya tidaklah
            maupun tanah partikelir akan membawa konsekuensi yang berbeda.                                jauh berbeda. Klaim kepemilikan dari keluarga Xaverius Dotulong
            Oleh  karenanya  penting  untuk  memahami  riwayat  tanah  melalui                            tetap ada, masyarakat juga seakan menyimpan bara dalam sekam.
            penelusuran  sejarah  sehingga  akan  tepat  menentukan  kebijakan                            Artinya  kondisi  di  permukaan  memang  terlihat  tenang,  aktivitas
            yang  akan  diambil  dalam  menata  pertanahan  di  Pulau  Lembeh.                            sosial kemasyarakatan juga tidak begitu terpengaruh. Namun ketika

            Selain  itu  peran  dan  kebijakan  masing-masing  aktor  khususnya                           ditanya soal klaim keluarga Xaverius Dotulong tidak ada masyarakat
            negara  akan  sangat  berpengaruh  terhadap  kesejahteraan  dan                               yang  tidak  tahu.  Mereka  menganggap  hal  itu  semacam  penyakit
            keadilan bagi masyarakat yang menjadi tujuan negara.                                          menahun  yang  tak  kunjung  ada  jalan  keluarnya  apalagi  untuk
                                                                                                          sembuh. Namun yang sangat menarik ketika tim peneliti melakukan
            C.  Sejarah Penguasaan Tanah di Pulau Lembeh                                                  penelusuran di lokasi adalah bahwa tingkat kepercayaan masyarakat
                                                                                                          terhadap pemerintah dalam hal ini BPN RI dan Pemerintah Kota
            Pulau lembeh sebuah mutiara alam yang memiliki pesona eksotisme
                                                                                                          Bitung  masih  sangat  besar.  Mereka  begitu  mempercayakan
            kepulauan  bahari  nusantara  yang  tidak  hanya  menarik  dari  sisi
                                                                                                          penyelesaian permasalahan kasus ini kepada pemerintah. Dengan
            alamnya.  Pesona  education  yang  ditawarkan  oleh  Selat  Lembeh
                                                                                                          besar  hati,  mereka  menyatakan  sanggup  menerima  apapun
            dengan  keanekaragaman  biota  laut  yang  sangat  langka  menarik
                                                                                                          keputusan dari pemerintah tentunya dengan harapan tetap mem-
            banyak ilmuan dan wisatawan dari mancanegara. Selain itu Pulau
                                                                                                          per timbangkan kesejahteraan masyarakat.
            Lembeh sendiri juga menyimpan potensi permasalahan yang unik
            khususnya dalam bidang pertanahan. Melihat Pulau Lembeh, kita                                 a)  Klaim Penguasaan Tanah oleh Keluarga Xaverius
            akan dikejutkan dengan peliknya permasalahan pertanahan yang                                      Dotulong

            sebenarnya merupakan buah dari sikap dan kebijakan pemerintah
                                                                                                              Klaim penguasaan tanah yang diajukan oleh keluarga Xaverius
                                                                                                          Dotulong    didasari  oleh  pengakuan  para  ahli  waris  bahwa  tanah
            14   Gunawan Wiradi, 2009. Seluk Beluk Masalah Agraria, Reforma Agraria dan Penelitian
                Agraria. Yogyakarta: STPN Press. Hal: 94.

            30                                                                                                                                                           31
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36