Page 233 - Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat
P. 233

hukum adat ini sesaui dengan peraturan negara.

                Pengakuan terhadap masyarakat hukum adat ada dalam UUD 1945
            tersebut menimbulkan persoalan yang sangat dilematik, satu sisi adanya
            semangat pengakuannya untuk melindungi masyarakat hukum dan hak-
            haknya, namun di sisi lain negara mempunyai peran yang sangat besar sehingga
            lebih dipentingkan kepentingan negara bukan kepentingan masyarakat
            hukum adat. Budi Hadirman  mengemukakan berkenan dengan Pasal 18B
                                     213
            ayat (2) dan Pasal 28 I ayat (3) menggambarkan bahwa negara mempunyai
            peran besar dalam merumuskan, mengakui dan melegitimasi keberadaan dari
            masyarakat hukum adat sepanjang sesuai dengan peraturan negara. Paradigma
            ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip persamaan dan otonomi demokrasi.
                Apabila kita melihat isi dari pasal 18B ayat (2) dan Pasal 28 I ayat (3),
            Nampak bahwa ada dua undang-undang yang mengatur tentang masyarakat
            adat. Di satu sisi pasal 18B ayat (2), pengakuan akan keberadaan atau eksistensi
            masyarakat hukum adat masuk kedalam ranah undang-undang yang berkaitan
            dengan pemerintah daerah, sedangkan undang-undang pasal 28 I ayat (3)
            akan diatur dalam undang-undang Hak Asasi Manusia.

                Namun demikian, keberadaan pasal 18B ayat (2) Undang-Undang
            Dasar 1945 sudah menampakan hal yang baik untuk praktik perlindungan
            masyarakat hukum adat dan hak-hak tradisionalnya (Hak Ulayat). Dengan
            adanya pasal ini berarti sudah ada landasan konstitusional yang kuat untuk
            masyarakat hukum adat maupun hak-hak tradisionalnya yang selama ini
            terabaikan.
                Dalam perkembangannya pengakuan yang mendukung terhadap
            keberadaan masyarakat hukum adat dan hak-hak tradisionalnya. Pengakuan
            dan penghormatan terhadap hak ulayat terdapat dalam berbagai peraturan
            termasuk Peraturan Daerah (PERDA) yang menggunakan landasan hukum
            yang berkaitan  dengan materi yang diatur  dalam perda tersebut. Contoh
            beberapa daerah yang mengatur tentang pengakuan dan penghormatan hak
            ulayat adalah Peraturan Daerah Kabupaten Kampar Nomor 12 tahun 1999
            Tentang Hak Ulayat; Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 32 tahun



                213   Budi Hadirman, The Structural Position of Ethnic Groups

                                           216
   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238