Page 19 - Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras Di Kabupaten Sukoharjo
P. 19
4 Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras
di Kabupaten Sukoharjo
identik dengan lahan, aktivitas manusia tidak dapat dilepaskan
dengan lahan, baik lahan untuk budidaya pertanian, pemukiman,
maupun untuk industri. Lahan adalah faktor utama aktivitas
manusia untuk memenuhi kebutuhan pangan, namun perubahan
penggunaan lahan selalu terjadi pada lahan budidaya pertanian
untuk memenuhi kebutuahan selain pangan, di samping itu laju
perkembangan (pertumbuhan) pembangunan wilayah pengaruh
perkotaan berdampak pula terhadap perubahan penggunaan lahan
(Harini, et el., 2012).
Pembangunan wilayah (daerah) diharapkan mengacu pada
Rencana Tata Ruang Wilayah, sehingga akan terjadi keselarasan
perkembangan pembangunan dan kebutuhan pangan. Hampir
semua daerah di Indonesia kesulitan untuk menyelaraskan antara
perkembangan pembangunan dan kebutuhan pangan. Sebagai
contoh perkembangan pembangunan di Kabupaten Bogor bahwa
51,33% dari penggunaan lahan eksisting di Kabupaten Bogor belum
terlaksana dan masih bisa diarahkan agar sesuai dengan rencana pola
ruang, sedangkan sisanya sebesar 48,67% masih sulit untuk diarahkan
pada pola ruang. Beberapa faktor yang menyebabkan inkonsistensi
tersebut adalah kurangnya sosialisasi kepada masyarakat, tidak
adanya perizinan, kebutuhan tempat tinggal, adanya fasilitas umum
dan aksesibilitas, penggunaan lahan telah ada sebelum rencana pola
ruang ditetapkan, berpindahnya kepemilikan lahan, dan fasilitas
pertanian kurang mendukung. Implikasi dari hal ini perlu untuk
menerapkan empat instrumen pengendalian, diantaranya adalah
perizinan, peraturan zonasi, pemberian insentif dan disinsentif, dan
sanksi. Selain itu, perlunya sosialisasi kebijakan serta pengawasan,
monitoring dan evaluasi secara berkala (Sukarna and Syahid, 2015;
Dani dkk, 2017).
Perencanaan pembangunan pada dasarnya merupakan usaha
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan untuk dilaksanakan
secara sadar dan bijaksana, sehingga diharapkan setiap tindakan
manusia berupa pembanguana tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan. Namun kenyataannya pembangunan mempengaruhi
keseimbangan lingkungan yang cenderung merugikan, perubahan