Page 20 - Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras Di Kabupaten Sukoharjo
P. 20

Bab I Pendahuluan   5



             penggunaan lahan pertanian (sawah) ke non pertanaian merupakan
             dampak  pembangunan  yang  kurang  baik  terhadap lingkungan,
             salah satunya adalah ironispemanfaatan air yang tidak optimal dan
             selanjutnya adalah  penurunan  tingkat  swsembada  beras  baik di
             tingkat regional maupun tingkat nasional.
                 Indonesia dikenal  sebagai  negara agraris dengan  mayoritas
             penduduknya masih mengandalkan bercocok  tanam  padi  untuk
             menopang  hidupnya  dan merupakan  penduduk  yang  masih
             mengandalkan beras  sebagai makanan  pokoknya. Seiring  dengan
             adanya pertumbuhan penduduk, maka permintaan pangan (beras)
             akan semakin  meningkat.  Peningkatan  penduduk seharusnya
             diikuti  dengan  peningkatan  produksi beras  dalam negeri,  namun
             yang  terjadi  pada beberapa  tahun ini  produksi beras Indonesia
             mengalamai penurunan.

                 Menurut Maulana (2004),  kesempatan kerja  dari  usahatani
             padi mengalami peningkatan hingga tahun 2000 kesempatan kerja
             rata-rata  dari usahatani  padi  meningkat  sebesar  2,13  persen  per
             tahunnya,  tetapi  yang  patut dicermati  adalah  terjadi  penurunan
             laju pertumbuhan produksi padi rata-rata  sebesar  1,01  persen  hal
             ini dikarenakan  tidak dimungkinkannya  pengembangan  produksi
             padi secara ekstensifikasi. Lebih lanjut Maulana (2004) mengatakan
             bahwa penurunan laju pertumbuhan produksi padi sawah ini tidak
             menguntungkan bagi ketahanan pangan nasional di masa datang,
             karena permintaan  beras  terus  meningkat  akibat pertumbuhan
             penduduk  dan peningkatan pendapatan.  Lahan  usaha  tani di
             Indonesia khususnya  sawah  cukup besar  yaitu mencapai 8,4  juta
             hektar. Pemerintah sejak tahun 1969 telah menetapkan lahan yang
             potensial  ini  sebagai  lahan  yang  berfungsi  untuk  meningkatkan
             ketahanan  pangan  melalui  fungsi  tanah dan air  sebagai  media
             produksi pertanian atau padi (Manan, 2006). Dalam sensus pertanian
             tahun 2003 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik pada tahun 2004,
             tercatat  sebanyak 58,8  persen  atau 21.265.000  jiwa  penduduk  di
             Indonesia bekerja  di  sektor  pertanian. Dengan kondisi  demikian,
             maka lahan  pertanian harus  dilindungi  karena kemampuannya
             dalam menyediakan lapangan pekerjaan (Silalahi, 2006). Menurut
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25