Page 22 - Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras Di Kabupaten Sukoharjo
P. 22

Bab I Pendahuluan   7



             peningkatan ketahanan pangan secara nasional. Beberapa penelitian
             menunjukkan bahwa pertumbuhan peningkatan produksi pertanian
             merupakan cara yang paling efektif untuk menyediakan lapangan
             pekerjaan serta  merata seluruh sektor  ekonomi  (Simatupang
             dan Dermorejo,  2003;  Simatupang,  dkk,  2004).  Namun demikian
             penyusutan lahan sawah di Indonesia, khususnya daerah Kabupaten
             Sukoharjo tidak dapat dihindarkan akibat pertambahan penduduk
             yang semakin meningkat (Martanto, 2012). Berdasarkan data luas
             baku lahan sawah dalam tiga dekade terakhir, rata-rata perubahan
             lahan  sawah  yang  terjadi  di Jawa  sebesar  8.346,65  ha/tahun  dan
             di  luar Jawa  sebesar 2.269,75 ha/tahun  sehingga luas baku lahan
             sawah berubah rata-rata setiap tahunnya mencapai luasan 10.616,4
             ha/tahun (Purbiyanti, 2013 dalam Purbianti dkk, 2017). Walaupun
             tidak  semasif  di Jawa,  perubahan lahan  sawah  di luar Jawa  pun
             seakan tidak bisa dihindari. Kondisi ini semakin mengkhawatikan,
             mengingat  pesatnya  pertumbuhan  ekonomi  di luar Jawa  saat ini
             dan laju pertumbuhan penduduk di luar Jawa yang masih mencapai
             1,36% dalam 10 tahun terakhir. Sumatera Selatan yang merupakan
             salah satu lumbung pangan nasional di luar Jawa pun tak lepas dari
             kondisi ini (Purbiyanti dkk. 2013 dalam Purbiyanti dkk, 2017).

                 Sumberdaya alam  berupa  lahan dan air  yang ada dapat
             digunakan untuk mendapatkan produktivitas pertanian, khususnya
             beras baik  secara  ekstensifikasi maupun  secara intensifikasi.
             Kabupaten Sukoharjo tidak memungkinkan dilakukan peningkatan
             produksi pertanian (padi) melalui ekstensifikasi, karena Kabupaten
             Sukoharjo  penduduknya dikelompokkan  sebagai daerah  sangat
             padat (Badan  Pertanahan Nasional  RI, 2009).  Usaha  yang  paling
             mungkin dilakukan untuk peningkatan produksi padi di Kabupaten
             Sukoharjo  yaitu dengan  intensifikasi,  salah  satunya dengan
             memperhatikan perencanaan penggunaan  lahan  dan penggunaan
             air yang tepat diantannya melalui zonasi lahan.

                 Salah  satu permasalahan pembangunan  yang  dihadapi
             Indonesia  dan juga Kabupaten Sukoharjo  adalah  peningkatan
             jumlah penduduk di setiap tahunnya. Permasalahan tersebut secara
             tidak langsung  memicu  terjadinya  perubahan  penggunaan lahan
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27