Page 84 - Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Stabilitas Swasembada Beras Di Kabupaten Sukoharjo
P. 84
BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 69
tahun ke n) akan bersifat kumulatif. Disamping itu, pertambahan
penduduk atau peningkatan kepadatan penduduk memerlukan lahan
untuk memenuhi kebutuhan pangan (lahan pertanian) dan lahan
sebagai tempat tinggal (lahan non pertanian). Dalam memenuhi
kebutuhan pangan di suatu daerah diharapkan dapat terpenuhi
secara swasembada pangan, namun demikian bila tak mencukupi
dapat didatangkan (impor) dari daerah lain. Laju perubahan
penggunaan lahan dan laju pertambahan penduduk merupakan
faktor atau variabel yang saling menguatkan terhadap penyempitan
lahan atau bisa dikatakan bahwa laju perubahan penggunaan lahan
dan laju pertambahan penduduk mempunyai hubungan timbal-
balik artinya, perubahan penggunaan lahan berpengaruh terhadap
kepadatan penduduk dan kepadatan penduduk juga berpengaruh
terhadap perubahan penggunaan lahan.
Seandainya selama kurun waktu tersebut (tahun ke n) tidak
terjadi peningkatan produktivitas lahan dan intensitas tanam padi,
maka produksi padi per tahun sepenuhnya tergantung pada luas lahan
pertanian yang tersedia, demikian pula seandainya selama kurun
waktu tersebut (tahun ke n) tidak terjadi peningkatan kepadatan
penduduk, maka produksi padi per tahun sepenuhnya mengandalkan
ketersediaan lahan pertanian tanpa memperhitungkan kebutuhan
lahan pertanian bagi kegiatan untuk tempat tinggal maupun
peningkatan kebutuhan lahan sawah bagi penduduk. Hasil penelitian
berkaitan dengan perubahan penggunaan lahan, swasembada beras
di Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut.
Penggunaan rumus (1) pada kebutuhan lahan tahun 2015 dari
hasil pengumpulan data adalah sebagai berikut.
a. Kebutuhan lahan
1) Jumlah penduduk (Tabel 6) di Kabupaten Sukoharjo tahun
2015 adalah: 875917 jiwa (P).
2) Menurut BPS dalam Utomo (2011) rerata konsumsi beras
adalah 113,48 kg/kapita/tahun (K).
3) Menurut Arina (2010) rendemen gabah kering giling di
Indonesia 62,7 % (R).