Page 130 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 130

keseluruhan selama 10 Tahun. Demikian juga terjadi pada redistribusi
            tanah di Cipari, praktik ini dilakukan sesudah ada kapling-kapling
            bahkan sebelum tanah itu dibagikan sertipikatnya, dengan beragam
            alasan misalnya, tanah yang direditribusikan jauh dari tempat tinggalnya;
            dijual untuk kebutuhan hidup sehari-hari; karena tidak ada modal untuk
            mendayagunakan  tanahnya; karena luasan tanahnya   yang di dapat
            tidak mencukupi kebutuhannya, tanahnya tidak dapat ditanami karena
            tandus; disebabkan karena sangat kurangnya kesadaran masyarakat atas
            hakikat tujuan program landreform; kurang matangnya perencanaan
            dan persiapan dari penyelenggara kegiatan redistribusi tanah, tanpa
            dikuti program lanjutan (access reform).
                 Permasalahan lainnya adalah adanya benturan kepentingan antara
            masyarakat, NGO, Pemerintah, siapa yang layak mendapatkan tanah,
            berapa luasannya,  saling mengklaim subyek yang berhak menerima
            redistribusi tanah. Misalnya apakah calon penerima tanah redistribusi
            diperbolehkan di luar kecamatan, padahal calon penerima kategori
            keluarga miskin dan dekat dengan  tanah yang akan diredistribusi,
            walaupun ketentuan undang-undang tidak diperbolehkan, karena
            terkena ketentuan tanah absentee.
                 Pembatasan sampai 10 Tahun untuk tidak diperjual belikan ini
            mempunyai maksud: Pertama, tanah tidak dijual kembali oleh petani
            penerima kepada pihak ketiga, sehingga tidak akan terjadi rekonsentrasi
            kepemilikan tanah; Kedua, tidak dijaminkan dengan hak tanggungan ke
            lembaga keuangan, baik Bank maupun bukan Bank, yang dikwatirkan
            apabila terjadi wanprestasi di kalangan petani, yang berakhir dengan
            disitanya aset berupa tanah tersebut; Ketiga, dengan tidak ada jalan
            lain baik untuk menjual maupun menjaminkan tanah dari redistribusi
            tersebut, maka tanah akan dikelola sendiri oleh masyarakat yang menerima
            redisribusi tidak akan beralih pada pihak lain yang bukan penerima
            redistribusi tanah; dan Keempat, tanah yang telah menghasilkan untuk
            kebutuhan petani akan dipertahankan oleh petani sendiri karena selain
            menghasilkan  untuk  kebutuhan  juga  mempunyai  hubungan  spiritual
            antara petani pengelola tanah dengan tanah yang dikelolanya. 154



            154  Diyan Isnaeni, Kebijakan Program Redistribusi Tanah Bekas Perkebunan Dalam
                Menunjang Pembangunan Sosial Ekonomi Masyarakat, Masalah-Masalah Hukum,
                Jilid 46 No. 4, Oktober 2017, hlm 314.

                                  BAB V     Pendayagunaan Tanah Terlantar Untuk Reforma Agraria  113
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135