Page 57 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 57

pihak-pihak yang bersengketa dalam perkara.
                   Yurisprudensi dalam kasus tanah terlantar dapat dilihat dalam
            pendapat Hakim dalam putusan-putusannya untuk memutus mengenai
            kasus-kasus lampaunya waktu sebagai sebab kehilangan hak atas tanah,
            kalau tanah yang bersangkutan selama waktu yang lama tidak di usahakan
            oleh pemegang haknya dan dikuasai pihak lain melalui perolehan dengan
            itikad baik, dalam hukum adat disebut lembaga rechtsverwerking. 66
                   Lembaga rechtsverwerking dinyatakan dalam berbagai keputusan
            oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia antara lain: 67
            1.)  Gugatan dinyatakan tidak dapat diterima oleh karena para
                penggugat dengan mendiamkan sampai dengan 25 Tahun, harus
                dianggap menghilangkan haknya (rechtsverwerking). Mahkamah
                Agung berpendapat bahwa pembeli sawah kini patut dilindungi,
                oleh karena dapat dianggap, bahwa ia adalah beritikad baik dalam
                membeli  sawah  dari seorang ahli  waris  dari  almarhum  pemilik
                sawah (Putusan Nomor 210/K/Sip/1055).

            2.)  Pengadilan  Tinggi yang mempergunakan alat hukum pelepasan
                hak (rechtsverwerking) tanpa semau dari pihak tergugat (secara
                ambtshalve), adalah melanggar tata tertib dalam Hukum Acara
                (process-orde), maka putusannya yangberdasar atas pelepasan hak
                itu, harus dibatalkan (Putusan Nomor 361/K/Sip/1958).
            3.)  Mahkamah Agung dapat menyetujui pendapat judex facti, yakni
                walaupun sipenggugat asli yang masih di bawah umur, adalah yang
                berhak atas sawah itu, tetapi ibunya yang berkewajiban sebagai




            66   Mengenai lembaga rechtsverwerking ini juga dinyatakan dalam Pasal 32 ayat (2)
                PP 24 Tahun 1997, yang menegaskan bahwa dalam hal atas suatu bidang tanah
                sudah diterbitkan sertipikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang
                memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata menguasainya,
                maka pihak yang  merasa mempunyai hak  atas  tanah  ini tidak dapat  lagi
                menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalamwaktu 5 (lima) Tahun sejak
                diterbitkannya sertifikat itu tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada
                pemegang  sertipikat  dan Kepala  Kantor Pertanahan  bersangkutan  ataupun
                tidak  mengajukan  gugatan  pada  pengadilan  mengenai  penguasaan  tanah  atau
                penerbitan serifikat tersebut.
            67  BoediHarsono, Op.Cit, hlm  67.
            40  Penegakan Hukum Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62