Page 53 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 53

beberapa pengertian tanah mati yang dikemukakan para ulama fikih,
            ulama Syafi’iyah, Malikiyah dan Hambaliah mengemukakan definisi
            al-mawat dalam persepsi tentang tanah yang tidak dimiliki dan tidak
            dimanfaatkan oleh seseorang. Ulama Syafi’iyah mendefinisikan sebagai
            lahan yang belum digarap orang dan tidak pula terlarang untuk digarap
            baik lahan itu jauh dari pemukiman maupun dekat dan ulama Hanafiyah
            bahwa tanah yang berada di luar perkampungan, tidak dimiliki oleh
            siapa pun, tidak pula terdapat hak khusus atasnya. 57
                 Penggunaan tanah mati dalam bahasa Arab digunakan istilah ihya
            almawat atau immar al-ardh. Menurut fuqaha pendayagunaan tanah mati
            dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dimulai dengan jalan memberi
            tanah, baik berbentuk pagar, tembok, bangunan dan lain sebagainya.
            Selain itu pendayagunaan terhadap tanah dapat pula dilakukan dengan
            jalan mengairi lahan, serta menjadikannya sebagai sawah, ladang,
            perkebunan, atau mendirikan bangunan atasnya. Mendayagunakan
            tanah mati antara lain,  pertama, diurus sendiri,  kedua, memberikan
            lahan tersebut kepada orang lain untuk mengurusnya, ketiga, pengelola
                                                                 58
            pertama tanah mati dikelola sehingga ia menjadi miliknya.  Pengelolaan
            lahan merupakan bagian integral dari kepemilikan lahan itu sendiri.
            Oleh karena itu, kepemilikan seseorang atas tanah hanyalah hak untuk
            mengembangkan tanah, sehingga jika seseorang gagal mengembangkan
            tanah tersebut dalam jangka waktu tertentu, klaimnya atas tanah tersebut
            akan hilang dan lenyap.  Sebagaimana hadist, dari Hisyam bin Urwah
                                  59
            ra dari ayahnya bahwa Rasulullah Saw bersabda:

                “Barang siapa yang mengelola tanah kosong (mawat), maka hal
                tersebut telah menjadi hak kepemilikannya dan tidak ada hak
                bagi pelaku kezaliman untuk mengambil dan merampasnya”.  60

                 Berdasarkan definisi al-mawat yang dikemukakan oleh fuqaha



            57   Ambok Pangiuk, ‘Ihya’ Al-Mawat Dalam Hukum Islam, Media Akademika, Volume
                25, No. 2, April 2010, hlm 167.
            58   Ibid, hlm 168.
            59   Sabahuddin Azmi, Menimbang Ekonomi Islam, (Bandung: Nuansa, 2005), hlm 118.
            60   Abu Ubaid Al-Qasim, Kitab Al-Amwal, diterjemahkan oleh Setiawan Budi Utomo
                (Jakarta: Gema Insani, 2006), hlm 372.
            36  Penegakan Hukum Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58