Page 48 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 48

bahwa: “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
            masyarakat adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup
            dan sesuai  dengan perkembangan  masyarakat  dan prinsip  Negara
            Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang”. Selain
            diakui oleh konstitusi, keberadaan masyarakat adat juga dilindungi
            dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia sebagaimana
            diatur dalam Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) yang menentukan:
                “Dalam rangka penegakan Hak Asasi Manusia perbedaan dan
                kebutuhan, dalam masyarakat hukum adat harus diperhatikan
                dan dilindungi oleh hukum, masyarakat, dan pemerintah…
                Identitas budaya masyarakat hukum adat termasuk hak atas
                tanah ulayat dilindungi, selaras dengan perkembangan jaman”.
                 Bentuk hukum penguasaan tanah pada masyarakat adat dikenal
            dengan ”hak ulayat”. Ini merupakan istilah yang digunakan secara
            formal, walaupun sesungguhnya pada setiap etnik istilah yang digunakan
            berbeda-beda. Dalam bahasa hukum maupun ilmiah, istilah ”tanah
            ulayat” selalu digunakan untuk menyebut tanah-tanah yang dikuasai
            menurut hukum adat pada suatu etnik tertentu.  Menurut Achmad
                                                           44
            Sodiki, konsep penguasaan tanah berlaku pada masyarakat tradisional
            salah satunya adalah hak ulayat, yaitu suatu hak masyarakat hukum
            sebagai suatu kesatuan yang mempunyai wewenang ke luar dan ke
            dalam, serta di dalamnya terdapat hak individu atas tanah, yakni hak
            yang lahir karena pengusahaan yang terus menerus secara intensif atas
            sebidang  tanah (kosong).   Sedangkan  Muchsin  mendefenisikan  hak
                                    45
            ulayat sebagai hak yang dipunyai oleh masyarakat hukum adat tertentu
            atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan hidup para warganya
            untuk mengambil manfaat dari sumberdaya alam, termasuk tanah dalam
            wilayah bagi kelangsungan hidup dan kehidupannya.  Pengakuan
                                                                 46


            44  Syahyuti, Nilai-Nilai  Kearifan Pada Konsep Penguasaan Tanah Menurut  Hukum
                Adat di Indonesia, Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume 24 No. 1. Juli 2006, hlm
                14-27.
            45   Achmad Sodiki,  Penataan Kepemilikan Hak Atas Tanah di Daerah Perkebunan
                Kabupaten Malang. (Studi tentang Dinamika Hukum), 1994, Disertasi Program
                Pasca Sarjana Universitas Airlangga, Surabaya, hlm 21.
            46  Muchsin, Kedudukan Tanah Ulayat Dalam Sistem Hukum Tanah Nasional, (Jakarta:
                Varia Peradilan 2006), hlm 35.

                                                   BAB II     Pengaturan Tanah Terlantar  31
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53