Page 51 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 51

2 musim atau lebih akan kembali menjadi padang atau tanah tanpa
                pemilik.
                 Dari pengertian tanah terlantar menurut hukum adat ini, maka
            tanah dikatakan telah diterlantarkan kalau kriterianya adalah tanah telah
            dengan sengaja tidak dikerjakan oleh penggarapnya/pemiliknya dalam
            waktu tertentu, sehingga kemudian menjadi belukar kembali. Untuk
            menentukan sudah diterlantarkan tidak digantungkan pada jangka waktu
            tertentu tetapi hanya dengan melihat kenyataan jika tanah dibiarkan
            membelukar kembali karena sudah tidak untuk ditanami kembali maka
            hal ini sudah dapat dikualifikasi sebagai telah diterlantarkan.  Jadi
                                                                        51
            menurut hukum adat, tanah terlantar lebih mengarah pada keadaan fisik
            tanah yang sudah tidak produktif dan tidak bertuan, namun secara yuridis
            tidak jelas kedudukannya karena tidak disebutkan siapa yang berwenang
            untuk menetapkan suatu bidang tanah adalah terlantar. Melihat adanya
            konsekuensi berupa kembalinya tanah kepada hak ulayat atau masyarakat
            adat, maka pada umumnya dalam masyarakat hukum adat yang berhak
            menyatakan tanah terlantar adalah ketua masyarakat adatnya.
                   Ketentuan-ketentuan hukum adat tentang kreteria tanah terlantar
            memang sangat beragam. Apabila melihat penjelasan di atas kriteria
            pembatasan waktu mengenai terlantarnya suatu bidang tanah yaitu antara
            3 dan 30 Tahun. Kriteria pembatasan waktu dalam sistem hukum adat
            dilihat hanya pada kondisi fisik tanah dan karena ditinggalkan pemiliknya.
            Katagori tanah terlantar menurut sistem hukum adat ialah tanah dibiarkan
            tidak digarap selama jangka waktu tertentu, sehingga tanah menajadi
            belukar kembali dan tidak memberikan manfaat bagi masyarakat.
            Tanah yang demikian itu, kemudian diambil dan dikuasai kembali oleh
            persekutuan hukum untuk diatur rencana permanfaatan selanjutnya.
            C.  Tanah Terlantar dalam Perspektif Hukum Islam

                 Pemberian Tanah dari Tanah Terlantar dalam beberapa riwayat
            telah dilakukan pada jaman Nabi Muhammad saw. Rasulullah telah
            mengapling tanah kepada seorang lelaki dari kalangan Anshar yang




            51  Supriyanto, Kriteria  Tanah  Terlantar Dalam Peraturan Perundangan Indonesia,
                Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 10 No. 1, Januari 2010, hlm 54.
            34  Penegakan Hukum Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56