Page 45 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 45

tahapan-tahapan kegiatan penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar.
            Perubahan ini dimaksudkan untuk memperbaiki tahapan-tahapan
            atau prosedur penertiban dan pendayagunaannya. Karena permasalahan
            mendasar adalah dari seluruh tanah terindikasi terlantar yang telah ditetapkan
            sebagai tanah terlantar, banyak yang digugat di pengadilan oleh Pemegang
            Hak/Dasar Penguasaan Atas  Tanah dan sebagian besar gugatan tersebut
            dimenangkan oleh Penggugat. Gugatan yang dimenangkan oleh Penggugat
            tersebut kondisinya  memang  benar-benar  terlantar, sehingga kegiatan
            penertiban tanah terlantar perlu diperbaiki dari segi prosedur dan administrasi.
            Hal ini adalah untuk meminimalkan kemungkinan adanya gugatan dari
            Pemegang Hak/DPAT yang tanahnya ditetapkan sebagai tanah terlantar.
                 Perubahan-perubahan dalam RPP Tanah Terlantar ini berdasarkan
            pengalaman-pengalaman yang  terjadi dalam  proses di  pengadilan,
            misalnya usulan perubahan mengenai jangka waktu pemberian peringatan
            1 semula 1 bulan diubah menjadi 3 bulan. Jangka waktu 1 bulan untuk
            peringatan 1 dan 3 bulan sampai peringatan ketiga. Jangka waktu 3
            bulan untuk pemegang hak setelah peringatan, lazimnya akan melakukan
            kegiatan land clearing dan akan memperbaiki izin-izinnya dianggap waktu
            3 bulan belum cukup. Tindakan Pemegang Hak melakukan land clearing
            dan memperbaiki izin-izinnya menjadi perdebatan hukum di ruang
            pengadilan, apakah masih dapat dikatagorikan melantarkan tanahnya.
                 Perubahan terhadap obyek penertiban tanah terlantar yang
            dikecualikan juga diperluas meliputi: a) tanah Hak Milik, Hak Guna
            Bangunan atau Hak Pakai atas nama perorangan yang secara tidak
            sengaja tidak diusahakan, tidak dipergunakan, atau tidak dimanfaatkan
            sesuai dengan keadaan atau maksud, sifat dan tujuan pemberian haknya;
            b) tanah yang dikuasai pemerintah baik secara langsung maupun tidak
            langsung dan sudah berstatus maupun belum berstatus Barang Milik
            Negara/Daerah yang tidak sengaja tidak diusahakan, tidak dipergunakan,
            atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan keadaan atau maksud, sifat dan
            tujuan pemberian haknya atau tujuan dasar penguasaannya; c) tanah yang
            sedang dalam keadaan sengketa atau menjadi obyek perkara di pengadilan;
            d) tanah yang tidak dapat diusahakan, dipergunakan, atau dimanfaatkan
            karena dihalangi oleh pihak lain; e) tanah yang tidak dapat diusahakan,


            28  Penegakan Hukum Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50