Page 40 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 40

6.  Tanah yang sudah diperoleh penguasaannya, tetapi belum diperoleh
                hak  atas tanah  dapat  dinyatakan  sebagai  tanah  terlantar,  apabila
                tanah tersebut oleh pihak yang telah memperoleh dasar penguasaan
                tidak dimohon haknya atau tidak dipelihara dengan baik.
                 Tata cara penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar yang
            meliputi; identifikasi dan dibentuk Panitia Penilai, setelah identifikasi,
            diberikan peringatan 3 kali, masing-masing peringatan dengan jeda
            waktu 12 bulan. Setelah peringatan ketiga, ketika sedang diusulkan
            sebagai tanah terlantar dalam waktu 3 bulan pemegang hak dapat
            mengalihkan haknya melalui lelang kepada pihak lain.

                 Berdasarkan Keputusan Kepala BPN No. 24  Tahun 2002,
            identifikasi tanah terlantar dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan
            Kabupaten/Kota, dengan jangka waktu minimal untuk dilakukan
            identifikasi ditetapkan sebagai berikut: a) Hak Milik, 5 Tahun; b) Hak
            Guna Usaha, 5 Tahun; c) Hak Guna Bangunan, 3 Tahun; d) Hak Pakai,
            3 Tahun; e) Hak Pengelolaan, 5 Tahun sejak diterbitkannya sertipikat
            hak atas tanah yang bersangkutan
                 Pengaturan PP ini memuat katogiriasasi tanah terlantar, namun
            masih memberi ruang kelonggaran dalam keadaan dan kemampuan para
            pemegang hak atau pihak yang mempunyai hubungan hukum dengan
            tanah: Pertama, untuk pemegang hak yang tidak dapat menggunakan
            tanahnya sesuai ketentuan yang berlaku karena tidak mempunyai
            kemampuan ekonomi (golongan ekonomi lemah) tanahnya tidak akan
            dinyatakan  sebagai  tanah  terlantar,  melainkan  akan  dibantu  untuk
            mendayagunakan tanah itu;  Kedua,  kapan sebidang tanah menjadi
            tanah terlantar, maka diperlukan  pernyataan  tertulis dari Manteri;
            Ketiga, kepada pemegang hak atau pihak yang mempunyai hubungan
            hukum dengan tanah diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk
            menggunakan tanah tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku
            untuk menghidarkan tanahnya dinyatakan sebagai tanah terlantar.
                 Ruang lingkup PP ini tidak hanya tanah yang telah dilekati
            sesuatu hak atas tanah, tetapi meliputi tanah yang sudah diperoleh dasar
            penguasaannya oleh orang atau badan hukum tetapi masih berstatus sebagai
            tanah negara karena belum diperoleh hak atas tanahnya. Sebidang tanah



                                                   BAB II     Pengaturan Tanah Terlantar  23
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45