Page 39 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 39

disebabkan adanya sengketa tanah, tumpang tindih peraturan dan
            kebijakan antar instansi yang berbeda-beda, karena perubahan Rencana
            Tata Ruang Wilayah, faktor fisik tanah dan faktor bencana alam.
                 Dengan terbitnya PP No. 36  Tahun 1998 dan Keputusan
            Kepala BPN No. 24 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP
            No.  36  Tahun  1998  menetapkan  kriteria  yang  lebih  jelas  mengenai
            tanah terlantar dan bagaimana melakukan dan tindakan-tindakan apa
            yang dapat dikenakan terhadap tanah terlantar, termasuk sanksi bagi
            pemegang hak atau pihak yang mempunyai hubungan hukum dengan
            tanah yang diterlantarkan.
                 PP No. 36  Tahun 1998 mengatur mengenai definisi tanah
            terlantar, ruang lingkup  tanah terlantar. Sedangkan kriteria  tanah
            terlantar mempuyai pengertian yang berbeda-beda tergantung pada
            macam hak atas tanah yang dapat dinyatakan sebagai tanah terlantar,
            kriteria tersebut sebagai berikut:
            1.  HM, HGU, HGB, Hak Pakai dinyatakan sebagai tanah terlantar
                apabila dengan sengaja tidak dipergunakan oleh pemegang haknya
                sesuai dengan keadaannya atau sifat dan tujuan haknya atau tidak
                dipelihara dengan baik.
            2.  HM, HGB, Hak Pakai  Tanah yang tidak dimaksudkan untuk
                dipecah menjadi beberapa bidang tanah tidak dipergunakan sesuai
                dengan peruntukannya menurut Rencana Tata Ruang Wilayah yang
                berlaku pada waktu permulaan penggunaan atau pembangunan
                fisik di atas tanah tersebut.
            3.  HGU tidak diusahakan sesuai dengan kriteria pengusahaan tanah
                pertanian yang baik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
                undangan yang berlaku.
            4.  HGB atau Hak Pakai yang dimaksudkan untuk dipecah menjadi
                beberapa bidang tanah, apabila tanah tersebut tidak dipecah dalam
                rangka pengembangannya sesuai dengan rencana kerja yang telah
                disetujui oleh instansi yang berwenang
            5.  Hak Pengelolaan dapat dinyatakan sebagai tanah terlantar,
                apabila kewenangan hak menguasai dari negara atas tanah tidak
                dilaksanakan oleh pemegang Hak Pengelolaan sesuai tujuan
                pemberian pelimpahan kewenangan.


            22  Penegakan Hukum Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44