Page 34 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 34

kewenangan itu. Namun dalam prakteknya izin atau hak yang diberikan
            lembaga pemerintah tidak sedikit yang menjadi pemicu sengketa dan
            konflik sumber daya alam dan juga melahirkan regulasi bersifat sektoral.
                 Pelbagai undang-undang sektoral pembentukannya tidak berlan-
            daskan azas-azas yang terdapat dalam UUPA. UUPA terdegradasi men-
            jadi UU sektoral yang hanya mengatur pertanahan saja. Hal tersebut
            tidak sesuai dengan apa yang telah diamanatkan oleh UUPA. UUPA
            seyogyanya menjadi dasar atau rujukan dalam pembentukan peraturan
            tentang agraria dan sumber daya alam, sebagaimana terlihat dalam kuti-
            pan berikut:

                Berhubung dengan segala sesuatu itu maka hukum yang baru
                tersebut sendi-sendi dan ketentuan-ketentuan pokoknya perlu
                disusun di dalam bentuk Undang-undang, yang akan merupakan
                dasar bagi penyusunan peraturan lainnya (cetak miring penulis).
                Sungguhpun Undang-undang itu formil tiada bedanya dengan
                Undang-undang lainnya yaitu suatu peraturan yang dibuat oleh
                Pemerintah dengan persetujuan DPR, tetapi mengingat akan
                sifatnya sebagai peraturan dasar bagi hukum agraria yang baru,
                maka yang dimuat di dalamnya hanyalah azas-azas serta soal-
                soal pokok dalam garis besarnya saja dan oleh karenanya disebut
                Undang-Undang Pokok Agraria. Adapun pelaksanaannya akan
                diatur di dalam berbagai Undang-undang, peraturan-peraturan
                pemerintah dan peraturan perundangan lainnya. (Penjelasan
                Umum Bagian A.1 UUPA)
                 Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, UUPA memposisikan diri
            sebagai dasar atau rujukan bagi penyusunan peraturan lainya, baik dalam
            bentuk undang-undang, peraturan-peraturan pemerintah dan peraturan
            perundangan lainnya. Dalam prakteknya tidak demikian, pengaturan
            mengenai agraria dan sumber daya alam berdiri sendiri, UUPA tidak lagi
            menjadi dasar atau rujukan dalam pembentukan peraturan perundang-
            undangan.  Hal  ini dapat dilihat  dalam  undang-undang  kehutanan,
            undang-undang sumber  daya air, undang-undang perkebunan,
            undang-undang pertambangan mineral dan batubara diatur undang-
            udang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Di samping
            disharmonisasi peraturan perundang-undangan juga diperumit dengan



                                                   BAB II     Pengaturan Tanah Terlantar  17
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39