Page 108 - Konsolidasi Tanah, Tata Ruang dan Ketahanan Nasional
P. 108

94    Oloan Sitorus

            pembangunan)  dan pertanahan  (administrasi  pertanahan
            dalam arti luas). Dalam pada itu, jajaran otoritas pertanahan
            yang selama ini di bawah BPN, harus membangun kembali
            kesadaran  ruang  lingkup tugasnya  yang tidak  lagi  sekedar
            administrasi pertanahan, melainkan juga mengemban tugas
            untuk  menetapkan dan  melaksanakan  politik agraria  yaitu
            bagaimana  menjadikan  kekayaan  agraria  sebagai  sumber-
            sumber kemakmuran bagi  seluruh  rakyat  Indonesia  dan
            menentukan tata ruang yaitu menetapkan arahan dan alokasi

            seluruh  ruang  wilayah Indonesia bagi  seluruh kebutuhan
            pembangunan nasional.
                Dalam kaitan dengan pelaksanaan KT, perspektif ruang
            harus  diperkuat  di  jajaran Kementerian  ATR/BPN. Oleh
            karena  sejak BPN  ditetapkan berdasarkan Keppres No. 26

            Tahun 1988 hingga saat ini, perspektif ruang ini dipandang
            kurang memadai. Jajaran  otoritas  pertanahan lebih
            memandang pertanahan  sebagai  administrasi persil-persil
            tanah semata, belum dipandang sebagai bagian integral dari
            wilayah  atau bentang lahan  yang lebih luas. Oleh karena
            itu,  tugas  pertanahan  selama ini hanya  dipandang  sebagai
            rangkaian kegiatan  untuk melaksanakan  administrasi
            pertanahan,  yakni  administrasi  bidang-bidang  tanah.  Ada
            kesan yang kuat dalam kenyataan di jajaran birokrasi bahwa

            tugas pertanahan hanyalah untuk melakukan legalisasi aset
            yang ditandai dengan pemberian alat bukti pemilikan tanah
            yakni sertipikat. Dampaknya, ketika ada kegiatan pertanahan
            yang tidak sekedar melakukan legalisasi aset, seperti KT yang
            sebelum melakukan legalisasi aset terlebih dahulu melakukan
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113