Page 103 - Konsolidasi Tanah, Tata Ruang dan Ketahanan Nasional
P. 103

Konsolidasi Tanah, Tata Ruang, dan Ketahanan Nasional  89

              diwakilinya. Pandangan seperti itu selaras dengan pendapat
              Boedi Harsono  dan  A.P.  Parlindungan  yang  menyatakan
                                                   9
                            8
              bahwa pengurangan  kewenangan  atau peniadaan  hak
              seseorang melalui  sistem hukum Indonesia harus  diberi
              landasan  hukum  berupa peraturan perundang-undangan
              yang berbentuk undang-undang. 10
                  Apabila materi-muatan UU itu telah diakomodasi ‘dalam

              UU’  atau  ‘dengan  UU’,  maka  di  dalam  aturan  UU  itu  juga
              diperintahkan  agar menindaklanjuti  materi-muatan UU  itu
              dalam aturan hukum yang berbentuk Peraturan Pemerintah
              (PP)  yakni PP  tentang Konsolidasi  Tanah.  PP inilah  yang
              secara komprehensif mengatur  pelaksanaan KT  sejak  dari
              perencanaan, pelaksanaan,  dan  tindak  lanjut pelaksanaan.
              Selanjutnya, aturan-aturan teknis penyelenggaraan KT diatur

              lebih lanjut dalam suatu Peraturan Menteri Agraria dan Tata
              Ruang/Kepala BPN.

              2.   Terbangunnya kesadaran-ruang  masyarakat
                  yang menyadari urgensi KT sebagai instrumen
                  kebijakan partisipatif

                  Terbangunnya    kesadaran-ruang   masyarakat   yang
              menyadari  urgensi  KT  sebagai  kebijakan pertanahan


              8   Boedi Harsono, loc. Cit.

              9   A.P.Parlindungan, loc. Cit.
              10  Perhatikan lebih jauh A. Hamid S. Attamimi, Materi Muatan
                  Peraturan Perundang-undangan, Disampaikan pada Lokakarya
                  mengenai Pengembangan Ilmu Hukum  di Fakultas Hukum
                  Universitas Indonesia  pada  tanggal  22 Februari  1979  dan
                  selanjutnya diketik ulang pada tanggal 24 Februari 1979, 1979,
                  hlm. 8-9.
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108