Page 101 - Konsolidasi Tanah, Tata Ruang dan Ketahanan Nasional
P. 101

Konsolidasi Tanah, Tata Ruang, dan Ketahanan Nasional  87

              alam misalnya: (a)  karena  alasan  yang  sangat mendesak
              dimungkinkan  untuk dilakukan  tanpa  persetujuan dari
              pemilik tanah atau yang  menguasai/menggarap tanah; atau
              (b)  kalaupun akan dilaksanakan  berdasarkan  persetujuan
              pemilik tanah atau yang menguasai/menggarap tanah, maka
              persetujuan itu – sesuai dengan prinsip demokrasi - kiranya
              cukup dari  minimal  mayoritas  pemilik  tanah atau  yang
              menguasai/menggarap tanah, tepatnya dari 50% ditambah 1
              orang. Selanjutnya, kalau KT dilaksanakan oleh Pemerintah

              dalam  rangka  peremajaan kota  atau mengatasi kekumuhan
              wilayah kota, maka persetujuan untuk dimulainya pelaksanaan
              KT cukup diperoleh minimal dari 2/3 pemilik tanah atau yang
              menguasai/menggarap tanah.
                  Selanjutnya,  mengenai  sejumlah minoritas  pemilik

              tanah atau yang menguasai/menggarap tanah yang menolak
              menjadi  peserta  KT  tanpa alasan  yang  logis diharapkan
              dapat  diselesaikan  dengan ketentuan UU  yang “memaksa”
              mereka  untuk menjadi  peserta KT. Pandangan Peter H.
              Shieh   mengatakan  bahwa solusi terhadap pemilik tanah di
                   5
              lokasi KTP yang telah ditetapkan yang tidak setuju terhadap
              pelaksanaan KTP mengikuti prinsip demokrasi sebagaimana
              dalam Pemilihan Umum, yakni bahwa pihak minoritas harus
              mengikuti dan menghargai pihak mayoritas. Peter H. Hsieh

              mencontohkan di Negara Taiwan bahwa apabila 50% + 1 orang


              5   Wawancara penulis  dengan pakar  Konsolidasi  Tanah  ini
                  dilakukan  pada  tanggal  8  November 2000  di Denpasar,
                  Bali, ketika berlangsung  10  International  Seminar on Land
                                         th
                  Readjustment and Urban Development, Denpasar-Bali, tanggal
                  7-9 November 2000.
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106