Page 97 - Konsolidasi Tanah, Tata Ruang dan Ketahanan Nasional
P. 97

Konsolidasi Tanah, Tata Ruang, dan Ketahanan Nasional  83

              rangka meningkatkan ketahanan nasional. Berbagai persoalan
              yang perlu diselesaikan dan diubah menjadi kondisi ideal yang
              diharapkan itu adalah: lemahnya aturan hukum pelaksanaan
              KT,  rendahnya  kesadaran  ruang masyarakat,  melemahnya
              perspektif  ruang dari  para  pelaksana di  jajaran otoritas
              ATR/Pertanahan, dan  belum  terbangunnya  sinergisme
              kelembagaan di antara instansi yang berkaitan.


              1.   Tersedianya  aturan hukum  yang memadai
                  sebagai dasar pelaksanaan KT.

                  Ketersediaan aturan  hukum  yang  memadai  dari  sisi
              substansi dan  kebijakan  pengaturan dalam  bentuk  hukum
              atau jenis  aturan  perundang-undangan  yang berwibawa
              (otoritatif) merupakan harapan pelaksanaan KT di Indonesia
              saat ini, sehingga KT dapat meningkat mutu proses dan hasil
              pelaksanaannya. Substansi aturan hukum KT yang akomodatif

              dan dapat mengamankan serta mendorong pelaksanaan KT
              harus diformulasikan dalam suatu kebijakan pengaturan yang
              tepat.
                  Pilihan kebijakan  pengaturan hukum KT  dipengaruhi

              oleh metode pelaksanaan KT yang digunakan pada negara itu.
              Secara teoretis ada 2 (dua) macam metode pelaksanaan KT,
              yakni metode sukarela (voluntary method) dan metode wajib
              (compulsory method). Peter H. Shieh mengatakan bahwa di
              dalam  metode sukarela  (voluntary  method)  KT  baru dapat
              dilaksanakan jika sudah disetujui mayoritas dari para pemilik
              tanah  yang  memiliki  tanah  sebagian besar  di lokasi  yang
              direncanakan, sedangkan menurut metode wajib (compulsory
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102