Page 99 - Konsolidasi Tanah, Tata Ruang dan Ketahanan Nasional
P. 99

Konsolidasi Tanah, Tata Ruang, dan Ketahanan Nasional  85

              memutuskan apakah suatu KT dilakukan berdasarkan metode
              sukarela (voluntary method) atau metode wajib (compulsory
              method)  tergantung pada  asal  persetujuan  yang  menjadi
              dasar pelaksanaan  KT.  Jika persetujuan  itu  dari  peserta  KT
              berarti  metode  yang digunakan adalah  metode  sukarela
              (voluntary method).  Sebaliknya, jika  pelaksanaan KT itu
              tanpa persetujuan dari pemilik tanah, melainkan dari pihak
              Pemerintah, dalam arti dari instansi yang lebih tinggi daripada
              instansi pelaksana KT, maka metode yang digunakan adalah

              metode wajib (compulsory method).
                  Setidaknya  ada 3 (tiga)  materi  pengaturan KT  yang
              seharusnya dimuat dalam  suatu aturan dalam  bentuk
              undang-undang  (UU).  Pertama, penentuan persyaratan
              persetujuan  minimal  yang  harus diperoleh agar  KT dapat

              mulai dilaksanakan. Kedua, penyelesaian bagi pemilik tanah
              yang  karena egoisme  individual  dan  tanpa alasan  yang
              rasional  menolak  menjadi  peserta  KT  di lokasi  yang  telah
              ditetapkan, padahal mayoritas pemilik atau yang menguasai/
              menggarap tanah  di  lokasi  yang telah  ditetapkan  itu telah
              memberikan persetujuan.  Ketiga, kewajiban instansi  yang
              relevan, dalam hal  ini  Pemerintah Daerah yang menangani
              urusan pekerjaan umum untuk menindaklanjuti pelaksanaan
              KT dengan  pembangunan  fisik  prasarana  jalan dan  fasilitas

              umum lainnya.
                  Menurut Boedi  Harsono,  pengurangan kewenangan
              dalam menggunakan hak  dan  pembebanan kewajiban
              kepada rakyat, melalui sistem hukum Indonesia harus diberi

              landasan hukum berupa peraturan perundang-undangan yang
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104