Page 111 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 111
Petani Membuat Sejarah Sendiri
pelebaran dari ‘pengecualian sosial’ di pedesaan dan daerah
kumuh di perkotaan yang luas (Davis 2006; Cameron dan
Palan 2004). Tanggapan IPC pada hal-hal tersebut bersifat
programatik dan subjektif.
Secara programatik, dari perspektif global, dalam
konteks kedaulatan pangan, tujuannya adalah untuk
mewujudkan reforma agraria yang berpihak kepada rakyat,
memberikan layanan kesehatan, kemudahan dalam me-
nyediakan makanan untuk masyarakat serta perwujudan
keadilan sosial. Reforma agraria dapat mengakhiri eksodus
besar-besaran rakyat pedesaan ke kota, yang telah membuat
kota-kota tumbuh tidak teratur dan dalam kondisi yang
tidak manusiawi (IPC for Food Sovereignty 2006).
Dan konfederasinya di lingkup Eropa, Coordinacion
Paysanne Européene (CPE),mengusulkan:
Uni Eropa akan mempunyai banyak keuntungan dengan
mempertahankan keberlanjutan keluarga pertanian,
tidak hanya untuk menjamin pasokan pangan (keta-
hanan pangan), tetapi juga sebagai peran sosial dan
fungsi lainnya dalam pertanian. Kecenderungan seka-
rang harus mulai dipusatkan pada pertanian, peternakan
kecil dan menengah harus dipelihara, karena mereka
memainkan peran penting dan tidak dapat digantikan
dari segi kualitas dan diversifikasi produksi pangan, pera-
watan lingkungan, kayu dan pembabatan hutan, pendu-
dukan wilayah, dll. Mempertahankan jumlah orang yang
bekerja di pertanian bukanlah tanda keterbelakangan
ekonomi namun menjadi nilai tambah. (2003,n.p.).
Via Campesina menyuarakan konsep Polanyi ‘discov-
ery of society’ dengan menunjukkan bencana pasar, yang
secara subyektif sebagai masa melewati bencana pasar,
dengan mendorong proteksionisme negara-sentris dengan
suatu program hak substantif:
97