Page 115 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 115
Petani Membuat Sejarah Sendiri
eksploitasi (tidak eksploitasi, tetapi selalu seperti
itu.......). Dan delusi keagungan yang terus-menerus
menginginkan lebih dan ingin mengambil alih dunia.
Sebagai hasilnya tanah dan air berhenti menjadi elemen
vital bagi kehidupan dan berubah menjadi aksesori
dalam mengejar laba dan pangsa pasar. Gagasan
makanan sangat tidak penting lagi sebagai petani kecil,
mereka menghilangkan pengertian tentang hak dan
kewajiban, kepekaan sosial, menghormati tenaga kerja
untuk manusia dan untuk air dan tanah. (Chantal
Jacovetti, dikutip dalam Pimbert et al. 2005, 10-11).
Membuat Sejarah
Permasalahan agraria mengenai pangan, memutar
balikkan fokus utama dalam masalah transisi agraria.
Gerakan kedaulatan pangan malah memunculkan masalah
baru mengenai trajek dari narasi yang ada daripada nara-
sinya sendiri. Dalam arti, seorang petani dituntut untuk
membuat sejarah mereka sendiri. Dalam hal ini petani
justru harus ditonjolkan karena mereka tidak bisa
melakukan ini sama seperti yang mereka inginkan akibat
Intervensi politik yang dikondisikan oleh sejarah krisis
politik-ekonomi melalui tindakan yang keras. Hal tersebut
ditekankan karena pembebanan yang berat pada hubungan
pasar kapitalisme neoliberal dengan konsekuensi sosial dan
ekologi di seluruh dunia yang mengakibatkan bencana.
Kapitalisme terbukti memperdalam kontradiksi internal,
tetapi dalam proses ini kondisinya diperumit dengan
pencabutan hak politik yang melampaui analisis kelas.
Hubungan komodifikasi alam dan intelektual( qua tenaga
kerja sosial) mengukuhkan nilai material dan budaya yang
berbeda dari dominasi wacana ekonomi. nilai-nilai tersebut
pada dasarnya berkisar mengenai ekologi, dan menyangkut
bagaimana manusia membangun hubungan pemahaman
dan pengalaman mereka dengan reproduksi sosial.
101