Page 117 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 117
Petani Membuat Sejarah Sendiri
Pentingnya gerakan kedaulatan pangan adalah untuk
menegaskan bahwa dalam narasi modernitas-kapitalis,
proyek sebenarnya justru bersifat tak terpikirkan (cf.
Trouillot 1995). Kategori sosial ilmiah termasuk episteme
pasar membuat sebuah pendekatan peasantist terhadap
masalah-masalah sosial yang hampir tidak bisa dimengerti,
pertanian pada akhirnya dipandang sebagai sebuah cabang
industri yang terpisah dari siklus regenerasi alami. Hingga
analisis permasalahan petani melalui lensa “bahwa dia
pekerja” yang berdasarkan pada “permasalahan tenaga
kerja sektor agraria” (Bernstein 2004) dengan merombak
kaum petani sebagai semiproletarian. Sementara kaum
tani mungkin mengkader gerakan perjuangan secara
konvensional (kedaulatan,reforma agraria , dan perjuangan
hak), istilah-istilah ini mengasumsikan makna baru dalam
ontologi alternatif ’Peasantist’ (cf. Mitchell 2002;
McMichael 2006). Sehingga muncul perdebatan mengenai
wacana kedaulatan pangan yang memberikan metode
alternatif yang mengembangkan modernitas yang berpusat
pada pertanian dan pangan.
“Kedaulatan pangan” sendiri adalah istilah bermasa-
lah yang sepertinya membangkitkan kembali semangat
proteksionisme. Namun pemahaman refleksif dari konsep
ini terletak dalam kaitannya dengan politisasi “ketahanan
pangan”, sebagai desain neoliberal dalam memberi
“makan” dunia melalui pasar. Judit Bodnar berpendapat
bahwa para aktivis Bove dalam melawan McDonalds ada-
lah perlawanan terhadap agro-industrialisme, dia tidak
sekedar merupakan bentuk respon territorialist terhadap
Amerika Serikat yang mengancam produsen keju di Peran-
cis. Mereka mengusung prinsip-prinsip demokrasi ekonomi
dan perdagangan yang adil sebagai respon terhadap
“hubungan antara tanah dan bangsa”. Inilah bentuk
Identifikasi masyarakat sipil di dunia yang dikonfirmasi
103