Page 144 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 144
Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan 135
Strategi penggunaan tanah, yang memberi kesempatan
pada para petani untuk terus menerus menggarap tanah sawah,
memperlihatkan keberhasilan intervensi Pemerintah Desa Prigelan.
Intervensi ini merupakan respon atas “tekanan” yang diterima oleh
penggunaan tanah sawah, yang dalam jangka panjang berpotensi
“merusak” sistem sosio-ekologi desa. Oleh karena itu, ikhtiar
Pemerintah Desa Prigelan mendapat dukungan dari Gabungan
Kelompok Tani Desa Prigelan dan seluruh kelompok tani di desa ini.
Harmoni sosial di Desa Prigelan akhirnya semakin kuat, ketika
Pemerintah Desa Prigelan juga menerapkan strategi pemanfaatan
tanah berupa optimalisasi bidang-bidang tanah yang ada di Desa
Prigelan. Pemanfaatan tanah bagi usaha tanaman padi dan kedelai telah
memberi kesempatan kepada para petani, kelompok tani, dan gabungan
kelompok tani terus menerus berkontribusi dan berpartisipasi dalam
aktivitas pertanian yang terbuka luas di Desa Prigelan.
Komoditas padi dan kedelai menjadi perhatian utama para
petani, dengan berupaya meningkatkan produktivitasnya. Upaya
para petani relevan dengan sistem sosio-ekologi yang dikembangkan
di Desa Prigelan, karena kedelai dipandang sebagai tanaman yang
mampu menyuburkan kembali tanah sawah pasca ditanami padi dua
kali dalam setahun. Sistem sosio-ekologi ini mendapat dukungan
petani, karena sesuai dengan sistem sosio-ekonomi dan sosio-
legitimasi yang dijalankan oleh para petani.
Oleh karena kesadaran agraris masyarakat Desa Prigelan yang
relatif tinggi, maka Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Purworejo
mendukung terwujudnya harmoni sosial di desa ini, dengan
mengingatkan tentang pentingnya mencegah sengketa dan konflik
pertanahan. Untuk itu, bidang-bidang tanah di Desa Prigelan perlu
disertipikasi oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Purworejo. Agar
masyarakat (warga Desa Prigelan) antusias mensertipikasi hak atas