Page 147 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 147

138   Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
            mewujud dalam bentuk serah terima hak garap merupakan modal
            sosial yang perlu dipertahankan di desa ini.
                Modal sosial ini mampu sebagai alas tindak bagi upaya besar
            demarjinalisasi petani, yang sekaligus sebagai fungsi interaksi yang
            menyejahterakan. Tanpa ada kemampuan menyejahterakan, maka
            interaksi antara pemilik tanah sawah dengan para petani yang tidak
            memiliki tanah sawah akan kehilangan konteks. Selain itu eksistensi
            sosial  para  pemilik  tanah  sawah  juga  akan  dipertanyakan  banyak
            pihak, sebab mereka telah diundang untuk “hadir” di hadapan para
            petani  yang  tidak memiliki  tanah  sawah. Undang-Undang Pokok
            Agraria (Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960) telah mengundang
            “kehadiran” para pemilik tanah sawah, dengan menyatakan dalam
            Pasal 6, bahwa hak atas tanah memiliki fungsi sosial.
                Kedua, kesejahteraan,  yang merupakan  prasyarat bagi  di-
            lanjutkannya  strategi  pertanahan  yang diterapkan oleh  Pemerintah
            Desa Prigelan. Strategi dilanjutkan, setelah diketahui bahwa strategi ini
            mampu mewujudkan kesejahteraan petani di Desa Prigelan. Adanya
            kewajiban menyerahkan hak garap atas tanah dan larangan menjual
            tanah pada orang-orang di luar Desa Prigelan, telah memberi peluang
            bagi masyarakat Desa Prigelan untuk meningkatkan kesejahteraan.
                Oleh karena itu, Pemerintah Desa Prigelan perlu memperlihat kan
            cara-cara yang telah ditempuhnya dalam mengupayakan demarjinalisasi
            petani, karena muara  demarjinalisasi  adalah ke-sejahteraan  petani.
            Upaya yang disebut dengan “Strategi Pertanahan” merupakan salah satu
            kegiatan, yang dapat “memfasilitasi” petani dalam meraih kesejahteraan.
            Strategi  Pertanahan  ini akhirnya direspon oleh  para  petani,  yang
            responnya berupa sikap dan tindakan demarjinalisasi secara multi pihak.
            Inilah format sosio-empiris demarjinalisasi yang terjadi di Desa Prigelan,
            yang melibatkan Pemerintah Desa Prigelan, Gabungan Kelompok Tani
            Desa Prigelan, serta seluruh kelompok tani dan petani di desa ini.
   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152