Page 143 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 143

134   Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
            tanah  di Desa Prigelan. Inilah  elemen kedua yang  membentuk
            harmoni sosial di desa ini, di mana harmoni sosial mewujud setelah
            para  pemilik  tanah mengekspresikan kesediaannya memenuhi
            ketentuan  Peraturan  Desa  Prigelan  yang  mengatur  hal  ini,  yang
            sekarang diatur dalam Peraturan Desa Prigelan Nomor 144/03/2013
            tanggal 20 Mei 2013.
                Kesediaan para pemilik  tanah  sawah  memenuhi  ketentuan
            Peraturan Desa Prigelan Nomor 144/03/2013  tanggal 20 Mei 2013
            memperlihatkan keberhasilan Pemerintah Desa “mendekati”
            mereka. Keberhasilan  sosio-psikologis ini  diperoleh  atas bantuan
            dan  dukungan Gabungan Kelompok  Tani Desa Prigelan  serta
            seluruh kelompok tani di Desa Prigelan, terutama dalam melakukan
            pendekatan personal kepada para pemilik tanah sawah. Pendekatan
            ini pulalah yang memposisikan para pemilik tanah sawah sebagai
            subyek atau aktor  utama, dalam  penerapan  keadilan  penguasaan
            tanah di desa ini, sehingga mereka berada pada “sudut” ketiadaan
            pilihan selain memenuhi ketentuan Peraturan Desa Prigelan Nomor
            144/03/2013 tanggal 20 Mei 2013.
                Sementara itu, harmoni  sosial juga  tercipta  saat  diterapkan
            strategi penggunaan  tanah  berupa upaya  mempertahankan  tanah
            sawah agar tidak dikonversi ke bentuk penggunaan tanah lainnya,
            misal  kebun campuran dan  non  pertanian.  Dukungan gabungan
            kelompok  tani, kelompok  tani,  dan  para  petani  di Desa Prigelan
            menjadi bukti bagi hadirnya  elemen ketiga yang  membentuk
            harmoni sosial di desa ini. Harmoni sosial muncul ketika kesadaran
            agraria  mampu  membangkitkan solidaritas  agraria, sehingga
            kepentingan  sebagian besar masyarakat Desa Prigelan (yang
            terdiri dari petani) berhasil diekspresikan, yaitu kesempatan untuk
            menggarap tanah pertanian.
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148