Page 154 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 154
Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan 145
terdiri dari 13 kelompok tani; (3) ikatan antara 13 kelompok tani
dengan Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan; dan (4) ikatan antara
Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan dengan Pemerintah Desa
Prigelan.
Sebagaimana telah diungkapkan, bahwa Sutrisno (Ketua
Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan) dan Sudarmono (Ketua
Kelompok Tani Ternak “Subur Makmur” Dusun Krajan Kulon) bangga
dengan adanya usaha ternak sapi. Tetapi kebanggaan ini dikritik oleh
Bambang Herlambang (Ketua Kelompok Tani “Wonodadi” Dusun
Gamblok), karena usaha ternak sapi tidak melibatkan petani Dusun
Gamblok. Bahkan Bambang Herlambang menyatakan dengan
“pedas”, bahwa Desa Prigelan sering bersikap seolah-olah petani
Dusun Gamblok adalah “anak tiri”, yang tidak perlu diperhatikan.
Uniknya kritik pedas ini tidak merusak hubungan personal antara
Bambang Herlambang dengan Sutrisno dan Sudarmono. Tidak
adanya daya rusak kritik Bambang Herlambang terhadap Gapoktan
“Mekar Sari” Desa Prigelan juga nampak, pada kesediaan Kelompok
Tani “Wonodadi” Dusun Gamblok untuk tetap menjadi anggota
Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan.
Ikatan yang terbentuk antar petani sebagai hasil atas adanya
revitalisasi kesadaran agraris, selanjutnya memberi dorongan bagi
terbentuknya pola produksi yang terkoordinir. Pola produksi tidak
didasarkan pada status kepemilikan tanah, melainkan lebih pada
manajemen penanggulangan hama dan penyesuaian petani atas
ketersediaan air di tanah sawah Desa Prigelan. Meskipun status
pemilikan tanahnya hanya berupa hak garap atas tanah sawah
(tanah buruhan), 120 orang petani Desa Prigelan tetap bersemangat
menggarap tanahnya.
Keberadaan hierarkis status tanah, yang terdiri petani pemilik
tanah sawah dan petani penerima hak garap atas tanah sawah, tidak