Page 43 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 43

34    Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
                Strategi  pertanahan diterapkan dengan  tetap  memperhatikan
            berbagai  kemungkinan atas akibat  yang ditimbulkannya,  karena
            yang penting strategi ini ditujukan bagi kemanusiaan, yaitu harkat
            dan martabat petani (yang meliputi: keadilan, kesejahteraan, dan
            harmoni sosial). Oleh karena itu, Pemerintah Desa Prigelan berupaya
            membangun kesadaran  petani,  agar mengetahui berbagai  akibat
            buruk yang ditimbulkan bila strategi pertanahan gagal diterapkan.
            Ketika strategi pertanahan diterapkan, maka kekuatan berlakunya
            terletak pada kepekaan sosial para tokohnya.
                Kepekaan sosial para tokoh strategi pertanahan Desa Prigelan,
            meliputi: Pertama, kepekaan terhadap tindakan para petani pemilik
            tanah sawah, terutama yang pemilikan tanahnya relatif luas. Para
            tokoh ini telah mengetahui, bahwa para pemilik tanah yang relatif
            luas mampu menginvestasikan surplus usaha taninya pada usaha-
            usaha padat modal. Hal ini memberi kesempatan pada para pemilik
            tanah  yang relatif  luas, untuk  mendapat penghasilan  yang  besar,
            yang dapat dimanfaatkan untuk usaha pengolahan hasil pertanian,
            atau usaha perdagangan; Kedua, kepekaan terhadap tindakan para
            petani yang  tidak  memiliki  tanah  sawah, yang  akhirnya  menjadi
            pihak yang menerima hak garap atas tanah sawah. Para tokoh ini
            telah  mengetahui,  bahwa para petani penerima  hak  garap  atas
            tanah sawah ini, harus memenuhi kebutuhan keluarganya melalui
            pekerjaan  yang bersifat  padat karya, meskipun  penghasilan  dari
            pekerjaan  padat  karyanya  itu  relatif  rendah;  Ketiga, kepekaan
            atas  perlunya memberi  perlakuan  yang bersifat lebih melindungi
            kepada para petani penerima hak garap atas tanah sawah; Keempat,
            kepekaan atas perlunya memberi perlakuan yang dapat mendorong
            dan  mengembangkan  usaha  off-farm  para  petani  pemilik  tanah
            sawah, terutama yang pemilikan tanahnya relatif luas.
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48