Page 84 - RATA: Manual Menilai Konflik Tenurial secara Cepat
P. 84
RaTA: Manual Penilaian Cepat ... 73
maka pemerintah pun memperhatikan persoalan peng-
gundulan hutan dan persoalan perlindungan alam liar.
Tahun 2001, lebih dari 60.000 orang mengungsi ketika
sekitar 102 desa di kabupaten Lebak, Pandeglang dan
Serang (di barat area Halimun-Salak) diterjang banjir.
Bencana alam yang terjadi di sekeliling area Gunung
Halimun-Salak itu memberi pembenaran bagi kaum
konservasionis untuk mendorong pemerintah menyata-
kan keseluruhan area itu sebagai area lindung (Kompas,
2003b). Lebih jauh, penggundulan hutan itu juga digu-
nakan untuk membuktikan buruknya pengelolaan yang
dijalankan oleh Perum Perhutani (Kompas, 2003c and
2003d). Selama periode 1989 hingga 2001, area Gunung
Halimun-Salak kehilangan 22.000 ha atau 25% hutannya
karena adanya aktivitas penebangan dan perluasan perta-
nian ilegal, sehingga terjadilah krisis air di daerah di seke-
lilingnya dan habisnya habitat hewan dan tumbuhan liar
(JICA, 2006).
Dengan alasan-alasan itulah maka tahun 2003, peme-
rintah pun mengeluarkan surat Keputusan Menteri Kehu-
tanan no. 175/2003 yang menyatakan bahwa keseluruhan
area Gunung Halimun-Salak merupakan taman nasional.
Perum Perhutani berusaha melawan, tetapi gagal, sebab
Perhutani telah kehilangan legitimasinya untuk mengelola
area itu karena “buruknya manajemen”. Keputusan itu
menandai kemenangan kaum konservasionis, tetapi
dampak dari kontrol pemerintah atas area itu di bawah
manajemen taman nasional itu akan jelas berbeda.