Page 223 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 223
210 Aristiono Nugroho dan Sutaryono
opportunity), (2) memfasilitasi pemberdayaan (facilitating
empowerment), dan (3) meningkatkan jaminan sosial
(enhancing security).
Berbasis keberdayaan yang diikhtiarkan masyarakat di
Lereng Merapi, maka strategi yang diterapkan juga meliputi
proses memberikan daya (empowerment) atau kekuatan
(strengthening) kepada masyarakat itu sendiri. Dengan proses
ini akan dapat diperoleh kemampuan masyarakat dalam
membangun dan memperbaiki kondisi ekonominya. Untuk itu
kesehatan secara isik dan mental merupakan prasyarat utama,
selain prasyarat pendidikan dan nilai-nilai intrinsik yang menjadi
sumber keberdayaan, seperti sifat-sifat: (1) kekeluargaan, (2)
kegotong-royongan, dan (3) keragaman atau kebhinekaan.
Strategi pengembangan berbasis keberdayaan masyarakat
di Lereng Merapi, memungkinkan mereka mampu bertahan
(survive) dan mampu mengembangkan diri untuk mencapai
kesejahteraan. Oleh karena itu, masyarakat harus berupaya
terus menerus meningkatkan harkat dan martabatnya, agar
mampu melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan.
Konsekuensinya, anggota masyarakat yang tergolong miskin tidak
boleh ditinggalkan dalam segenap proses menuju keberdayaan
dan kemandirian. Golongan ini justru harus didorong untuk
berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan
proses secara bertanggung-gugat (accountable) demi perbaikan
kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Sesungguhnya bagi seluruh masyarakat Lereng
Merapi (baik golongan miskin maupun tidak miskin) perlu
diperhatikan strategi livelihood yang mereka pilih, yang berupa