Page 221 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 221
208 Aristiono Nugroho dan Sutaryono
tanaman Jambu, memiliki strategi pengembangan dan
perluasan pohon jambu yang menjadi “tanda” eksistensi
dusun ini. Strategi ini relevan, karena kondisi alam di wilayah
ini membutuhkan tutupan permukaan tanah, yang berupa
berbagai tanaman, antara lain jambu;
(6) masyarakat Dusun Kopeng, yang wilayahnya relatif
subur, memiliki strategi mengembangkan pertanian di
wilayahnya, yang terutama didukung oleh keberadaan 58
kepala keluarga di areal pertanian. Strategi ini relevan, karena
kondisi alam di wilayah ini membutuhkan tutupan permukaan
tanah, yang berupa berbagai tanaman;
Oleh karena adanya kegiatan kehutanan, pertanian, dan
peternakan di Lereng Merapi, maka terbuka peluang bagi
pengembangan agroforest, yang penerapannya dapat berupa
agrisilvikultur, agrosilvopastura, dan silvopastura. Kurnianto
(2008:161) mengungkapkan, bahwa: (a) Agrisilvikultur,
adalah kombinasi antara elemen kehutanan dengan elemen
pertanian. (b) Agrosilvopastura, adalah kombinasi antara
elemen pertanian dengan elemen kehutanan dan peternakan.
(c) Silvopastura, adalah kombinasi antara elemen kehutanan
dengan peternakan
Optimalisasi pemanfaatan kondisi alam dan sekaligus
pelestariannya oleh masyarakat, akan menjadikan kegiatan
di Lereng Merapi menjadi berkelanjutan. Begitu pula jika
yang dikelola adalah kegiatan wisata di Lereng Merapi,
maka kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan wisata
berkelanjutan, yang memiliki karakteristik dapat memenuhi
kebutuhan masa sekarang dan masa yang akan datang,