Page 219 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 219
206 Aristiono Nugroho dan Sutaryono
bangkit membangun masa depan. Pengungsian dan evakuasi
merupakan proses biasa, yang merupakan konsekuensi logis
saat terjadi erupsi Gunung Merapi.
Oleh karena itu, kesiapan mengatasi dampak erupsi
Gunung Merapi menjadi “trademark” masyarakat di Lereng
Merapi. Kesiapan ini juga mendorong masyarakat untuk
memberdayakan dirinya sendiri, sehingga mereka mampu
memanfaatkan seluruh potensi dan kondisi alam yang ada di
sekitarnya. Berbekal semangat kemandirian yang dimilikinya,
masyarakat di Lereng Merapi merancang berbagai kegiatan
yang dapat mengoptimalkan manfaat kondisi alam di
wilayahnya.
Secara dinamis, progresif, dan berkelanjutan masyarakat
membangun pertanian yang lebih baik, usaha (business)
yang lebih baik, dan akhirnya hidup yang lebih baik. Teknik
produksi (pemanfaatan kondisi alam) dan pemasaran diadopsi
oleh masyarakat agar kondisi alam dapat semakin lestari,
semakin menarik, dan semakin menghasilkan pendapatan
yang tinggi. Perilaku masyarakat lambat laun juga berubah
semakin relevan dengan optimalisasi pemanfaatan kondisi
alam, misalnya dengan meningkatkan kemampuan dalam
mengakses informasi penting yang relevan.
Strategi pengembangan bagi optimalisasi pemanfaatan
kondisi alam, yang telah dilakukan oleh masyarakat, antara
lain: (1) masyarakat Dusun Pangukrejo, yang wilayahnya
berada di lereng tengah bagian atas dari Gunung Merapi,
memiliki strategi berupa penanaman berbagai tumbuhan,
seperti: klengkeng. Strategi ini relevan, karena kondisi alam di