Page 226 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 226
Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah 213
farm, dan non-farm. Selain relevan, strategi yang dijalankan ini
juga menarik, karena para wisatawan dapat melihat dan belajar
tentang strategi yang lengkap dalam perspektif livelihood;
(5) masyarakat Dusun Jambu, yang berkarakter energik
dalam berusaha, memiliki strategi berupa pengembangan
galian C dan peternakan. Strategi ini dipilih untuk
mengimbangi semangat masyarakat dalam menanam pohon
jambu, sehingga peternakan dan galian C tidak terabaikan.
Sebagaimana diketahui strategi yang dipilih ini relevan,
karena peternakan memiliki potensi untuk dikembangkan,
sedangkan galian C harus masuk dalam strategi agar dapat
dikelola secara baik dan berkelanjutan.
(6) masyarakat Dusun Kopeng, yang berkarakter adaptif
memanfaatkan potensi, memiliki strategi pengembangan
pertanian. Strategi ini dipilih, karena masyarakat memiliki
kemampuan bertani cukup baik, dan kondisi alam di dusun
ini memungkinkan untuk itu. Sebagaimana diketahui strategi
ini juga relevan, karena banyak wilayah yang telah kehilangan
potensi pertaniannya, sehingga kompetitor di sektor ini
cenderung menurun. Akibatnya, terbuka peluang pasar yang
relatif luas bagi produk pertanian dari dusun ini.
Berbagai strategi yang telah ditetapkan atau dipilih ini,
telah memperlihatkan semangat ecotourism dari dusun-
dusun di Lereng Merapi, yang berpartisipasi dalam konsolidasi
tanah. S.P. Hadi (2007) menjelaskan, bahwa prinsip-prinsip
ecotourism adalah meminimalisir dampak, menumbuhkan
kesadaran lingkungan dan budaya, memberi pengalaman
positif pada wisatawan (visitors) maupun penerima