Page 230 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 230

Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah  217

                  Kepedulian  masyarakat  terhadap  fenomena  kemiskinan
              dan keterbelakangan perlu ditingkatkan dengan mendorong
              masyarakat    untuk    bersinergi-sosial  memanfaatkan
              sumberdaya. Janvry dan Sadoulet (dalam Bernstein, 2008:90)
              menjelaskan, bahwa: (1) ketika hak pemanfaatan sumberdaya
              hanya dibatasi kepada sekelompok pengguna tertentu; (2) atas
              sekumpulan sumberdaya tertentu lewat pengakuan informal

              hak  komunitas  atau  lewat  penamaan  komunitas  formal;
              (3)  maka  pengelolaan  rasional sumberdaya  milik  bersama
              (common property resources) menjadi bisa dilakukan; dan (4)
              jika kerjasama di antara anggota komunitas bisa dicapai.

                  Sumberdaya milik bersama yang nampak di Lereng Merapi
              meliputi: kondisi alam, ekonomi, sosial, dan  budaya, yang
              membutuhkan sinergi-sosial agar bermanfaat optimal. Sudah
              saatnya cara pandang masyarakat yang meremehkan kondisi
              alam, ekonomi, sosial dan budaya di Lereng Merapi diubah,
              dengan  menggunakan   kultur  yang tidak  mudah  menyerah,
              sehingga   siap  melakukan    optimalisasi  pemanfaatan.
              Pemahaman    yang utuh  tentang pentingnya  optimalisasi,
              memberi kesempatan   bagi hadirnya  program  yang terkait

              dengan perbaikan ekonomi, seperti pengentasan kemiskinan
              (poverty alleviation)  atau  penanggulangan  kemiskinan
              (poverty reduction),  yang muaranya  berupa  peningkatan
              pendapatan (income generating).

                  Salah  satu  hal konkret  yang terkait  dengan  strategi
              pengembangan bagi perbaikan kondisi sosial di Lereng Merapi
              yang mampu   mengoptimalisasi kondisi alam, ekonomi  dan
              budaya, berupa  inventarisasi pemikiran, sikap, tindakan,
   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235