Page 231 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 231
218 Aristiono Nugroho dan Sutaryono
dan perilaku masyarakat. Upaya ini diperlukan, karena
bersingungan dengan kemampuan masyarakat memanfaatkan
kondisi Lereng Merapi. Kemampuan yang antara lain meliputi
kewirausahaan dan keterampilan manajerial-sederhana,
berguna untuk melakukan penyesuaian antara pengelolaan
komersial dengan kondisi Lereng Merapi.
Selain itu, ketenaga-kerjaan juga merupakan hal penting
bagi masyarakat di Lereng Merapi, karena berkaitan dengan
upaya optimalisasi pemanfaatan kondisi sosial. Untuk itu
perlu diperhatikan pendapat GKI tentang ketenaga-kerjaan.
Icko merupakan sebutan
untuk tiga orang tokoh agraria internasional, yaitu: (1) Keith
(2) Azizur Rahman Khan; dan (3) Amy Ickowitz. GKI
(dalam Bernstein, 2008:337) menyatakan, bahwa dilihat dari
perspektif pemilik tanah, tenaga kerja seringkali langka. Hal
ini menimbulkan sistem kontrol tenaga kerja yang kompleks.
Konsentrasi kepemilikan tanah adalah bagian penting dari sistem
kontrol tenaga kerja, tetapi ini hanya salah satu komponen saja,
dan dalam beberapa kasus bukanlah komponen yang penting.
Ketenaga-kerjaan yang sering langka di bidang pertanian
sebagaimana diungkapkan oleh GKI tidak terjadi di Lereng
Merapi, karena di wilayah ini tenaga kerja masih mencukupi.
Tetapi penjelasan GKI perlu mendapat perhatian, sebab
ketika sebagian tenaga kerja pertanian “ditarik” ke sektor
pariwisata, maka yang dikhawatirkan GKI berpeluang terjadi.
Namun demikian sektor pariwisata, yang dalam hal ini
ecotourism, tetap layak dikembangkan, karena penurunan
jumlah tenaga kerja pertanian dapat dicarikan solusi,