Page 235 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 235
222 Aristiono Nugroho dan Sutaryono
lingkungan, yaitu: (1) hormat terhadap alam, atau respect for
nature; (2) bertanggungjawab pada alam, atau responsibility
for natur; (3) memiliki solidaritas kosmis; (4) peduli kepada
alam, atau caring for natur; (5) tidak merugikan, atau no
harm; (6) hidup selaras dengan alam, atau living harmony with
natur; (7) menghargai keadilan; (8) menghormati demokrasi;
(9) menjunjung tinggi integritas.
Etika lingkungan yang menjadi unsur penting dalam
ecotourism yang memanfaatkan kondisi sosial Lereng Merapi,
wajib memperhatikan lapisan sosial yang ada di masyarakat,
khususnya masyarakat pedesaan. Hal ini penting, karena
pada akhirnya setiap lapisan sosial di masyarakat desa
membutuhkan penanganan dan pemberdayaan yang berbeda.
Wiradi dan Makali (dalam Wiradi, 2009:111-112) membagi
masyarakat desa dalam empat lapisan, sebagai berikut:
Lapisan-1, terdiri dari penduduk yang memiliki rumah,
tanah pekarangan, dan tanah sawah. Lapisan-2, terdiri dari
penduduk, yang memiliki rumah, dan tanah pekarangan,
tetapi tidak memiliki tanah sawah. Lapisan-3, terdiri dari
penduduk yang hanya memiliki rumah, tetapi rumah mereka
didirikan di atas tanah pekarangan orang lain. Lapisan-4,
terdiri dari penduduk yang tidak memiliki rumah, serta tidak
memiliki tanah pekarangan dan tanah sawah.
Lapisan-lapisan sosial di masyarakat desa sebagaimana
yang diutarakan oleh Wiradi dan Makali, semakin
menunjukkan bahwa optimalisasi kondisi sosial tidak dapat
berdiri sendiri. Optimalisasi kondisi sosial membutuhkan
harmoni dengan optimalisasi kondisi alam, lapisan-lapisan