Page 241 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 241
228 Aristiono Nugroho dan Sutaryono
jatilan memerlukan perhatian khusus. Saat ini seni jatilan
yang “beredar” di beberapa wilayah terlalu sarat dengan unsur
komersialnya, sehingga dibutuhkan seni jatilan yang sarat
dengan unsur seni, yaitu seni jatilan yang memiliki alur cerita
yang indah dan ditarikan secara dramatik.
Strategi pengembangan bagi optimalisasi pemanfaatan
kondisi budaya, yang dilakukan oleh masyarakat di Lereng
Merapi berpeluang memajukan pariwisata di daerah tersebut,
yang sekaligus memiliki manfaat: (1) memperkenalkan
kebudayaan dan wilayah Lereng Merapi; (2) melestarikan alam
dan lingkungan; (3) meningkatkan kebanggaan atas wilayah
Lereng Merapi; (4) meningkatkan kecintaan untuk menjaga
budaya yang berkembang di Lereng Merapi; (5) menciptakan
lapangan kerja dan peluang ekonomi sehingga dapat
meningkatkan pendapatan dan menciptakan kesejahteraan;
(6) menciptakan hubungan yang baik antar suku dan antar
bangsa (UNESCO, 2009:13).
Dengan demikian, optimalisasi pemanfaatan segenap
potensi yang dimiliki, baik potensi alam, ekonomi, sosial
dan budaya yang ada di Lereng Merapi merupakan suatu
keharusan. Hal ini dimaksudkan, agar seluruh potensi tersebut
mampu melahirkan sumber-sumber penghidupan bagi
masyarakat. Selanjutnya seluruh pemanfaatan potensi akan
secara simultan dan terintegrasi berada dalam sebuah sistem
pariwisata, yang oleh masyarakat Lereng Merapi diwujudkan
dalam bentuk ecotourism.
Sebagai contoh dapat diperhatikan pelaksanaan
ecotourism di Sanur, Bali, yang berupa wisata mangrove.