Page 77 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 77
64 Aristiono Nugroho dan Sutaryono
mungkin diupayakan, agar letak bidang tanah setelah
konsolidasi tanah tidak berubah, dan kalaupun berubah tidak
berada jauh dari letak bidang tanah semula.
Penjelasan Oloan Sitorus tersebut dapat dimaknai sebagai
nasehat agar para pelaksana bersikap cermat, hati-hati,
cerdas, dan kreatif dalam menata penggunaan tanah melalui
konsolidasi tanah. Letak bidang tanah setelah konsolidasi tanah
diupayakan untuk tidak berubah, dan kalaupun berubah maka
tidak berada jauh dari letak bidang tanah semula. Meskipun
begitu masyarakat perlu diberi kesiapan mental, bila karena
satu dan lain hal ternyata perubahan letak tanahnya relatif
besar. Untuk itu ada upaya yang perlu dilakukan oleh pelaksana
konsolidasi tanah, yaitu: Pertama, melakukan diagnosa,
dengan melakukan tata letak tanah yang
paling memungkinkan. Kedua, melakukan rancang bangun,
dengan menetapkan rencana tata letak bidang tanah, termasuk
upaya mengkomunikasikannya. Ketiga, melaksanakan tata
letak bidang tanah yang telah ditetapkan.
Kegiatan konsolidasi tanah di Lereng Merapi (Desa
Kepuharjo dan Desa Umbulharjo) akhirnya semakin kuat
dasar hukumnya, ketika Bupati Sleman berkenan menerbitkan
Keputusan Bupati Sleman Nomor 35/Kep.KDH/A /2014
tanggal 20 Maret 2014 tentang Lokasi Konsolidasi Tanah Pasca
Erupsi Gunung Api Merapi Tahun 2010 di Desa Umbulharjo
dan Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan seluas 517,09
Ha. Berdasarkan keputusan Bupati Sleman ini, maka
dilaksanakanlah Rapat Koor dalam rangka I
Subjek dan Objek Konsolidasi Tanah di Kantor Pertanahan