Page 186 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 186
Tabel : 3 Luas Pemilikan Tanah di Beberapa Daerah Proyek-Proyek
Pengairan.
Jumlah
Daerah
0,1 - 0,5 0,5 - 1,0 1,0 -5, 0
Bekasi 52% 11% 37%
Glapan Sedadi 76% 20% 4%
Pekalen-sampean 67% 23% 10%
Pemali Comal 72% 18% 10%
Ciujung 65% 21% 14%
Madiun 59% 27% 14%
Sumber data : Perum Otorita Jatiluhur *) dan PROSIDA dari laporan Feasibility Report
1968/1969 dan 1973/1974 Konsultan- konsultan PROSIDA ; diambil dari beberapa desa
sampel.
C. PENGEMBANGAN IRIGASI
a. Di Daerah-daerah yang Sudah Ada Jaringan Irigasi
Sudah sejak PELITA I rehabilitasi jaringan-jaringan irigasi diberi
prioritas sebagai salah satu usaha masalah peningkatan produksi pangan,
mengingat selama zaman pendudukan Jepang jaringan-jaringan irigasi
tidak memperoleh perhatian dalam perawatan dan pemeliharaannya.
Rehabilitasi diartikan disini tidak hanya mengembalikan kepada
keadaan semula, namun mengusahakannya sampai kepada kondisi
sesuai dengan kebutuhan yang berkembang. Untuk keperluan ini
tidak jarang diadakan penambahan maupun penyempumaan jaringan-
jaringan irigasi di daerah-daerah yang sebelumnya sudah ada jaringannya.
Dengan demikian diperlukan tanah untuk jaringan-jaringan primer dan
sekunder, maupun tersier.
Dalam hubungan inilah pemilikan tanah yang sempit merupakan
masalah, menyangkut (dua) hal:
(1) Akan dirasakan berat oleh petani yang bersangkutan, karena akan
mengakibatkan tanahnya menjadi lebih sempit. Walaupun untuk
jaringan primer dan sekunder akan ranger peroleh ganti rugi;
151