Page 189 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 189
Dengan adanya penggunaan tanah-tanah atau sebagian tanah-tanah yang
subur dan terdapat pada daerah-daerah yang sudah ada sistem irigasinya yang
baik (sudah direhabilitasi) oleh Pemerintah Daerah guna keperluan-keperluan
lain (misalnya untuk industri atau perumahan) tidak membantu maksud
peningkatan produksi pangan. Hal ini banyak terjadi di daerah- daerah dekat
kota-kota besar seperti Bekasi, Karawang, Sidoarjo, Bandung, Cirebon dan
sebagainya.
Sebagai akibatnya investasi untuk perbaikan irigasi di daerah yang
bersangkutan akan menjadi kurang berguna atau kurang mencapai sasaran.
F. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan secara umum, bahwa
masalah-masalah tanah dalam hubungannya dengan proyek-proyek
pengairan adalah sebagai berikut:
a. Masalah kecilnya luas tanah yang dimiliki oleh petani di Jawa dan
sistem pengusahaannya;
b. Masalah status tanah ada kalanya belum jelas bagi para petani
pemanfaat air di daerah-daerah pengembangan irigasi, baik di
daerah-daerah irigasi gravitasi maupun pasang surut, sehingga
kurang mantap memanfaatkan serta mengembangkan penggunaan
air irigasi yang sudah tersedia;
c. Masalah belum semua petani memiliki sertifikat tanah, walaupun
di daerah- daerah pertanian yang sudah lama mempunyai jaringan
irigasi;
d. Masalah pemilikan tanah sebenamya bukan petani, sehingga minat
untuk memanfaatkan air irigasi yang sudah tersedia di daerah-
daerah irigasi baru tidak sebagaimana mestinya;
e. Masalah pengusahaan dan pengolahan tanah di bagian hulu
daerah pengaliran sungai secara tidak baik yang dapat mempunyai
pengaruh negatif terhadap keadaan sungai dan jaringan irigasi (erosi
dan banjir).
154