Page 305 - Mozaik Rupa Agraria
P. 305
kapal menjadi indikator yang menjelaskan hubungan kerja
ala buruh majikan: kelas yang berkuasa mendapat bagian yang
lebih banyak. Meskipun di darat kehidupan nahkoda dan anak
buah kapal egaliter, di laut nahkoda mutlak berkuasa, bahkan
ia mempunyai hak untuk menyingkirkan anak buah kapal yang
tidak patuh demi keselamatan bersama, termasuk keselamatan
usaha tangkapan ikan yang eksploitatif dan kapitalistik sekalipun.
Pada buruh tani terlekati hubungan-hubungan kerja yang
relatif sama dengan buruh manufaktur. Ada penyuruh, ada
pesuruh. Ada yang membayar, ada yang dibayar. Ada yang
menguasai, ada yang terkuasai. Membaca buruh tani, selama
masih dalam hubungan material dan hubungan kerja yang
sama dengan pabrik sepatu, maka buruh tersebut tidak dapat
diasumsikan sebagai sebagai petani, sekalipun tetap cangkul yang
ia panggul.
Hubungan buruh tani dan perkebunan dengan pemilik atau
pemodal usaha tani/perkebunan tidak berbeda dengan hubungan
buruh manufaktur dengan pemilik pabrik/pemodal. Perbedaannya
hanya terletak pada bentuk produksinya, namun bagaimana
usaha tani atau perkebunan dikerjakan—utamanya yang dicirikan
dengan sistem upah, merupakan cara produksi kapitalis. Sehingga
analisis kelas terhadap buruh manufaktur dan pemilik pabrik/
pemodal atau buruh jasa dan pihak yang mempekerjakannya
dapat diterapkan pula pada buruh perkebunan/buruh usaha tani
dengan majikannya, termasuk pemilik lahan pada pertanian
subsisten-akumulatif meskipun upah itu tidak berupa alat tukar
moneter.
Revolusi Hijau adalah contoh sempurna dalam menjelaskan
bahwa isu buruh dan agraria sesungguhnya lekat. Reforma Agraria
dimaknai oleh Orde Baru sebagai upaya memenuhi kecukupan
pangan dan penciptaan nilai lebih dari usaha pertanian —kedua
292 Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang