Page 351 - Mozaik Rupa Agraria
P. 351

“Tentu, bayangkan juga ini terjadi di setiap kabupaten/kota,
           bahkan  di  setiap  desa/kelurahan.  Kedaulatan  rakyat tidak  lagi
           menjadi angan-angan tapi menjadi sesuatu  yang memang layak
           untuk diperjuangkan.”.
               “Menarik. Perlu kita detailkan nih langkah-langkahnya.”.

               “Ya kan apa-apa yang sedang dilakukan sekarang mengarah
           ke sana. Setiap pekan kita ketemu di lahan bareng temen-temen,
           ngobrol dari  mulai berbagi pengetahuan  sampai rasan-rasan,
           makan bareng, garap lahan bareng…”

               “Kalau merujuk ke ibadah 3 sama, kurang ‘tidur bareng’
               aja nih hahaha”.

               “Hahaha bener, bikin kemah tani lagi asyik banget kali ya?”.
               “Aseli.  Meskipun  sebetulnya  bukan  dalam  konteks  yang
               dimaksud oleh perumus awal ibadah 3 sama, setidaknya
               memang 3 hal itu yang bisa bikin bounding lebih erat.”.
               “Nah, melalui  bounding yang erat itu  kita bisa sama-sama
           kalibrasi nilai. Bahwa yang lebih penting dari tujuan adalah proses
           yang  berpegang teguh pada  prinsip  dan  nilai.  Dan  kalau  terkait
           dengan rencana, memang harus berencana, tapi bukankah rencana
           Tuhan yang tidak bisa kita tebak itu jauh lebih baik?”.
               “Iya sih, supaya lurusnya niat juga terjaga.”.

               “Betul,”.

               “Baik… Mudah-mudahan ya. Apa-apa yang kita lakukan
               sekarang diridhai.”.
               “Amin, yRa.”.









           338    Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang
   346   347   348   349   350   351   352   353   354   355   356