Page 352 - Mozaik Rupa Agraria
P. 352

Elegi Para Nabi


                  Kus Sri Antoro

















           Para pemuda itu hampir setiap malam ngumpul di kedai angkringan
           saya. Dari cerita pelanggan saya yang lain, mereka para mahasiswa,
           datang dari kota. Silih berganti datang dan pergi di kampung ini.
           Asal sekolah mereka berbeda-beda, jurusan mereka juga. Mereka
           suka sekali mengobrol sampai malam menjelang pagi. Isinya tak
           jauh beda, mereka ingin mengubah zaman. Setidaknya, hendak
           mengubah keadaan kampung ini menjadi lebih baik. Pekerjaan
           yang tentu saja berat dan dijauhi oleh kebanyakan umat di zaman
           ini, karena itu adalah kerja para nabi.
               Sejak  empat  tahun lalu, ketika kampung ini  dijadikan
           wilayah  tambang  gamping  sekaligus  pembangunan  pabrik
           semen, angkringan saya jadi ramai. Terutama malam hari, ketika
           para mahasiswa itu membicarakan berbagai  situasi  seputaran
           proyek  tambang  itu,  membincangkan apa  sebab-akibatnya dan
           bagaimana sebaiknya.
               Mereka orang-orang pintar. Kaum sekolahan. Mungkin ada
           juga yang berasal dari kampung seperti saya, tetapi pendidikan
           tinggi dan watak kota telah mengubah apa saja. Cara berpakaian;
   347   348   349   350   351   352   353   354   355   356   357