Page 440 - Mozaik Rupa Agraria
P. 440
informasi, yang jauh dari kekuasaan. Ia juga bukan peradaban
dataran rendah yang dialiri irigasi, yang dekat kekuasaan. Ia
adalah peradaban pesisir yang beralih rupa dari gurun tandus
menjadi hamparan hijau, warna kesuburan.
Unduk gurun itu telah menggoda penguasa untuk mengambil
keputusan: apakah wilayah itu, berikut penghuninya, perlu
diadabkan mengikuti arus zaman yang dianggap lebih maju. Unduk
gurun, deru angin samudera, resapan air asin yang secara ajaib
menjadi tawar, mempunyai kisahnya sendiri dalam panggung
kekuasaan manusia atas alam. Dan di tangankulah, kisah mereka
turut dilakonkan.
Sampai saat ini, aku masih tak mengerti, mengapa air laut itu
menjadi tawar di hamparan ladang-ladang manusia pasir. Misteri
selalu menyimpan daya gaib ketimbang ilmu pengetahuan. Daya
gaib itulah yang menggerakkan penghargaan para manusia pasir
itu pada unduk gurun, mereka merasa setubuh dan senyawa dengan
tempat yang dihuninya. Barangkali perpaduan tepat antara besi;
vanadium; dan titanium telah mengikat garam dan mengubah
air laut yang meresap di pasir-pasir ini menjadi tawar. Akan
tetapi, ilmuwan malu-malu untuk menyatakan kebenaran karena
ilmuwan ada dari; oleh; dan untuk kuasa modal. Sejak Revolusi
Industri, ilmu tak lagi diabdikan pada moral. Air dan sekumpulan
logam yang terkandung di unduk gurun ini sedang diperebutkan,
antara dirampas atau dilestarikan, untuk menentukan kelompok
manusia manakah yang akan dipertahankan atau dipunahkan
dalam sejarah.
Manusia-manusia pasir itu, mereka tahu unduk gurun
menyimpan air tawar, lalu mereka mulai menanami berbagai
macam umbi. Angin bergaram dari samudera berkali-kali
menggagalkan pertumbuhan, tak jarang panen pun batal. Angin
lautan tak hanya membawa ancaman rawan pangan, tetapi juga
Gerakan dan Perjuangan Agraria 427