Page 89 - Mozaik Rupa Agraria
P. 89
dihadapi masyarakat petani di Indonesia serta dampaknya
terhadap kesejahteraan petani dan kedaulatan pangan di
Indonesia.
2. Gambaran Singkat Persoalan Kepemilikan Lahan
oleh Petani di Indonesia
Berdasarkan Sensus Pertanian tahun 2013, setidaknya terdapat
26,14 juta rumah tangga pertanian di Indonesia. Rumah tangga
pertanian ini memanfaatkan tanah sebagai sumber penghidupan
utama dengan bertani. Tanah merupakan objek utama yang harus
dimiliki oleh rumah tangga pertani di Indonesia. Tanah juga
menjadi tolok ukur kesejahteraan masyarakat yang tinggal di
pedesaan.
Kajian Angkoso et al (2020) mencatat, berdasarkan Sensus
Pertanian tahun 1973, diperkirakan terdapat sekitar 21,6 juta
rumah tangga petani yang terdiri dari pemilik lahan dan buruh
tani. Artinya, sekitar 84% dari total penduduk Indonesia terlibat
dalam kegiatan ekonomi pertanian di lahan seluas 14,2 juta hektar.
Sekitar 7,21 juta atau 33,4% rumah tangga petani diklasifikasikan
sebagai petani tuna kisma atau tidak memiliki tanah. Pada tahun
1973, lebih dari 14,4 juta rumah tangga menguasai lahan pertanian
dengan rata-rata penguasaan sekitar 0,99 Ha.
Angkoso dkk melanjutkan berdasarkan Sensus Pertanian
tahun 2013 (ST 2013), terdapat 26,1 juta rumah tangga petani
di Indonesia. Pada ST tahun 2013, Badan Pusat Statistik (BPS)
mengklasifikasikan rumah tangga usaha pertanian ke dalam
7 (tujuh) kelas menurut luas wilayah yang dikuasai, yaitu: (1) <
1.000 m² sebanyak 4.338.847 rumah tangga; (2) 1.000-1.999 m²
untuk 3.602.348 KK; (3) 2.000-4.999 m² sebanyak 6.816.943 KK,
(4) 5.000-9.999 m² sebanyak 4.782.812 KK, (5) 10.000-19.999 m²
sebanyak 3.661.529 KK; (6) 20.000-29.999 m² sebanyak 1.678.356
76 Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang