Page 92 - Mozaik Rupa Agraria
P. 92
faktor produksi yang penting dalam struktur pertanian di
pedesaan, sehingga kondisi ketimpangan distribusi kepemilikan
tanah akan sangat mempengaruhi upaya pemerataan tingkat
pendapatan. Tidak semua penduduk pedesaan mempunyai lahan
pertanian, dan mereka yang mempunyai lahan pertanian sebagian
besar tidak terlalu luas. Warga yang memiliki lahan kecil biasanya
menjual lahannya, sedangkan mereka sendiri bekerja sebagai
buruh tani atau kemungkinan besar menyewa lahan milik orang
lain. Petani dengan luas lahan yang sempit akan mempengaruhi
produktivitas lahan pertaniannya dan pada akhirnya akan
mempengaruhi besarnya pendapatan yang diterima petani.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketimpangan
kepemilikan lahan mempunyai korelasi positif dengan
kesejahteraan petani. Kepemilikan tanah yang tidak mencukupi
berarti tanah tersebut tidak dapat digunakan sebagai alat produksi
yang memadai, yang pada akhirnya berakhir dengan penyerahan
kepemilikan dan petani beralih profesi menjadi buruh tani tanpa
memiliki alat produksi. Ketiadaan alat produksi (tanah) dan
ketimpangan hubungan sosial menempatkan petani pada posisi
yang dirugikan dalam distribusi sumber daya sosial dan ekonomi.
3. Kepemilikan Lahan, Penguasaan Benih dan
Kesejahteraan Petani di Indonesia
Lahan pertanian saat ini menghadapi tantangan dan tekanan
yang semakin berat, terutama akibat persaingan pembangunan
industri dan pemukiman yang semuanya mengancam eksistensi
sektor pertanian dalam kaitannya dengan ketahanan pangan
nasional. Persoalan penguasaan lahan telah banyak dibicarakan
khususnya di negara-negara berkembang yang berkaitan dengan
proses transformasi perekonomian suatu negara. Kesimpulan
yang dihasilkan adalah transformasi ekonomi mempengaruhi
Ekologi Politik/Ekonomi Politik Sumberdaya Agraria dan Lingkungan Hidup 79