Page 93 - Mozaik Rupa Agraria
P. 93
laju transaksi tanah, namun dampaknya terhadap struktur dan
distribusi kepemilikan tanah sangat beragam (Khrisnaji, 1991).
Ketimpangan struktur penguasaan lahan tidak sehat dari berbagai
aspek. Selain mengancam kelangsungan produksi pangan,
terdapat tren buruk dalam distribusi kesempatan kerja, distribusi
pendapatan dan aspek ‘efisiensi sosial’ lainnya di sektor pertanian,
serta perekonomian pedesaan.
Penyebab utama kemiskinan penduduk pedesaan yang
sebagian besar bergantung pada pertanian adalah karena
sebagian besar petani merupakan petani kecil yang rata-rata
luas lahannya kurang dari 0,5 hektar. Jumlah petani kecil secara
nasional menurut Sensus Pertanian tahun 2003 mencapai 56,4
persen, terdiri dari petani kecil dengan luas lahan kurang dari
0,1 hektar sebanyak 17,2 persen dan 39,2 persen berada pada
kelompok luas 0,1 hektar ± 0. 5 persen (BPS, dalam Susilowati
dan Maulana. 2012). Faktor kunci peningkatan kesejahteraan
petani untuk keluar dari kemiskinan, terutama melalui
peningkatan akses petani terhadap kepemilikan tanah. Dengan
demikian, kebijakan pembagian tanah yang merupakan
perubahan terhadap program reforma agraria demi keadilan
dan kesejahteraan sosial merupakan agenda yang harus
menjadi mainstream bangsa.
Agar program reforma agraria efektif dalam meningkatkan
kesejahteraan rumah tangga petani, maka pemerintah perlu
menyediakan lahan sesuai dengan kebutuhan minimal luas
lahan pertanian agar rumah tangga petani mampu keluar dari
kemiskinan. Kebijakan reforma agraria melalui distribusi perlu
dibarengi dengan insentif pertanian melalui jaminan harga
produk yang wajar, jaminan pasar, kemudahan akses terhadap
sarana produksi dengan harga yang wajar dibandingkan harga
80 Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang