Page 110 - Kembali ke Agraria
P. 110

Kembali ke Agraria

               Tentang Isi RUU-PSDA

                   Dari draft RUU-PSDA, secara umum, baik pada klausul konsi-
               deran ataupun di dalam batang tubuhnya, belum menunjukkan satu
               sikap yang tegas untuk melindungi dan memprioritaskan rakyat yang
               termarjinalkan (petani miskin, buruh tani, nelayan, buruh, kaum mis-
               kin kota, dan rakyat marginal lainnya) dalam mengakses terhadap
               sumber-sumber agraria/sumberdaya alam.
                   Visi pembaruan agraria (reforma agraria) sebagai komitmen poli-
               tik nasional seperti tertuang dalam TAP MPR IX/MPR/2001 tentang
               Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) atau
               bahkan UUPA No. 5/1960 dan UUPBH tidak tercermin di dalam
               RUU-PSDA tersebut. Bahkan, RUU-PSDA ini masih mengandung
               tendensi membenarkan nilai-nilai produktivitas sehingga potensi
               untuk kembali terjadinya eksploitasi dan kerusakan terhadap sumber-
               sumber agraria atau sumber daya alam sangat besar.
                   Selain itu, kuat pula tendensi untuk mempermudah laju ekspansi
               dan penetrasi modal ke kawasan ataupun kelompok masyarakat
               marginal/rentan. Dampaknya, potensi peminggiran secara ekonomi
               dan akses terhadap sumber-sumber agraria dan SDA bagi rakyat yang
               seharusnya mendapatkan perlindungan sangat tinggi. Di dalam
               konsideran ataupun di dalam batang tubuh RUU-PSDA pun belum
               menunjukkan sikap yang tegas dalam memberikan perlindungannya
               terhadap komunitas rakyat marginal. Alasannya, prinsip ini masih
               mendasarkan pada asumsi bahwa semua stakeholder atau pihak-pihak
               yang memiliki kepentingan terhadap SDA/sumber-sumber agraria
               memiliki tingkat kemampuan yang sama. Sementara, realitasnya ada
               ketidakseimbangan dari elemen-elemen rakyat itu. Prinsip demokratis
               itu masih mengandung tendensi demokrasi ekonomi secara liberal.
                   Pasal resolusi konflik juga menunjukkan sebuah potensi bagi
               pengingkaran dan pelemahan partisipasi politik rakyat. Yaitu, dengan
               adanya kewenangan berlebihan untuk melakukan pencegahan kon-
               flik dengan prinsip peringatan dan penanggapan dini (conflict early
               warning & response). Begitu juga, pasal kelembagaan Dewan Pem-

                                                                         91
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115