Page 181 - Kembali ke Agraria
P. 181
Usep Setiawan
rakyat adalah kunci sukses agenda reforma agraria.
Mengacu pengalaman Peru, Yudhoyono sebenarnya potensial
mempimpin pelaksanaan reforma agraria di Indonesia. Jika di Peru,
Velasco menyadari betul faedah latar belakang kemiliterannya untuk
memaksa tuan-tuan tanah menyerahkan tanahnya untuk dibagikan
kepada kaum tani, maka Yudhoyono pun dapat “memaksa” setiap
pemonopoli tanah dan kekayaan alam bagi kepentingan puluhan
juta rakyat yang membutuhkannya.
Tentu saja ia tak perlu menonjolkan kemiliterannya sebagaimana
Velasco. Ia dapat berfikir lebih jernih untuk merealisasikan populis-
menya ke dalam kebijakan penyediaan tanah bagi petani. Lalu mem-
bentuk komisi khusus berikut pengadilan khusus untuk penyelesaian
konflik agraria, bank khusus untuk menyediakan modal bagi petani,
merangsang tumbuhnya koperasi-koperasi produksi pertanian, dan
memberi ruang bagi terbentuknya serikat petani untuk terlibat aktif
dalam reforma agraria.
Ini semua mungkin, karena selain pensiunan jenderal, Yudho-
yono juga doktor pertanian yang pasti memahami seluk beluk agra-
ria—disertasinya di IPB mengenai revitalisasi pertanian dan
pedesaan. Ia bisa jadi demokrat yang populis dengan melaksanakan
reforma agraria di Indonesia sekarang. Patutlah dia berguru pada
Velasco dan Soekarno, sembari mereduksi kelemahan keduanya
dalam menata ulang masyarakat Indonesia yang masih penuh ketim-
pangan dan ketidakadilan ini.***
162